#SetanKekinian

#SetanKekinian

#SetanKekinian
Ilustrasi kids zaman now (Ils: Dan Gartman/Dribbble)

Suaramuslim.net – Era digital seperti saat ini memungkinkan segala akses terhadap pengaruh baik dan buruk. Jika dulu godaan setan terbatas, maka kini aksesnya semakin terbuka lebar. Dengan berkembangnya teknologi digital seperti televisi, media sosial, gadget dan sebagainya, kids jaman now mempunyai tantangan yang lebih besar untuk menjaga diri dari godaan setan kekinian dibanding anak zaman dulu.

Jika anak zaman dulu tergolong manut, tak berani membantah dan melaksanakan apa yang dikatakan orang tuanya. Sebaliknya, kids jaman now yang sudah disuguhi dengan beragam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung merasa dirinya lebih cerdas. Mereka menganggap pemikiran orang tuanya sebagai sesuatu yang kolot dan nggak up-to-date. Padahal sebenarnya apa yang orang tua sarankan adalah berdasarkan pengalaman mereka selama ini. Mereka sudah berpengalaman merasakan pahit-manisnya kehidupan, sehingga mereka bisa memberikan petuah yang baik kepada kita.

Jika ada istilah kids jaman now, maka saya akan menyebut godaan untuk berbuat buruk yang menjerumuskan manusia di masa kini sebagai setan kekinian. Betapa tidak, dengan terbukanya akses untuk menjelajah beragam informasi, mereka banyak disuguhkan dengan hal-hal yang tidak sesuai syariat Islam. Namun, hal tersebut banyak dianut oleh masyarakat. Dimulai dari televisi yang menayangkan kehidupan hedonisme para selebritis. Menampilkan kehidupan orang kaya yang glamor.

Efek negatif dari gaya hidup yang ditampilkan adalah hilangnya sifat qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang dimiliki. Anak zaman sekarang secara tidak sadar meniru gaya hidup selebritis dengan meminta uang lebih kepada orang tuanya atau memakai uang jajan untuk hal-hal yang kurang penting. Padahal sejatinya islam mengajarkan kita untuk zuhud.

Zuhud terhadap dunia berarti berpalingnya hati dari kecintaan kepada dunia karena mengerti hakikat dunia yang tidak bernilai, tidak memberi kemuliaan, juga tidak memberi kemudharatan.

“Katakanlah: ‘Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.” (Q.S. An-Nisa: 77).

Sebagaimana panutan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup dengan sangat zuhud. Seperti dituturkan oleh Aisyah, betapa Rasulullah hanya mempunyai dua baju, tidur di atas daun pelepah kurma, perutnya selalu lapar bahkan pernah diganjal dengan batu dan sangat sedikit tidur.

Belum lagi brainwash secara tidak langsung mengenai hubungan dengan lawan jenis. Tayangan kehidupan percintaan remaja di televisi kerap menggambarkan hubungan pacaran yang membolehkan seorang laki-laki dan perempuan berduaan dan mengumbar kata cinta. Hal inilah yang pada akhirnya memunculkan anggapan umum bahwa siapa yang tidak punya pacar dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

Padahal sejatinya, Islam melarang keras perbuatan ini. Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32).

Maka tak heran jika mental anak-anak zaman sekarang menjadi mental follower. Meniru apa yang menjadi fenomena umum. Meski sejatinya sebenar-benarnya tuntunan adalah Al Quran dan hadis meski keduanya berbeda dari kelakukan kebanyakan orang.

Lain halnya dengan televisi, media sosial juga telah bertransformasi menjadi setan kekinian. Jika tidak digunakan secara tepat, media sosial hanya akan menjadi sarana untuk menambah pundi-pundi dosa. Banyaknya akun-akun penyebar gosip yang membicarakan kejelekan orang lain turut berkontribusi menyuburkan bibit-bibit ghibah.

Anak zaman sekarang yang selalu ingin tahu hal-hal baru dapat terjerumus ke dalam perbuatan ghibah yang tak berfaedah. Membaca berita kekinian tentang kehidupan orang lain yang belum tentu benar juga dapat melalaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang anak dan pelajar. Belum lagi dosa yang harus ditanggung akibat membicarakan aib orang lain.

Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan hamba-Nya di dalam Al Quran: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat: 12).

Lebih lanjut, godaan setan kekinian bernama media sosial telah menjangkiti hati generasi menjadi hasad (iri hati) dengan apa yang dimiliki orang lain. Ketika melihat teman-temannya memiliki sepeda motor baru, misalnya, mereka akan berupaya meminta hal yang sama kepada orang tuanya tanpa mempertimbangkan keadaan ekonomi keduanya. Hal ini juga akan menggiring pada rasa kurang bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka.

Allah mengingatkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim: 7).

Tantangan godaan setan juga bisa muncul dari gadget. Generasi kini yang sudah tak asing dengan produk digital yang satu ini diharap waspada dalam penggunaannya. Alih-alih bermanfaat, jika tidak digunakan dengan tepat hanya akan menimbulkan mudharat. Saat diri keasyikan bermain gadget, ibadah wajib seperti salat pun dilalaikan, PR urung dikerjakan dan waktu habis hanya digunakan untuk bermalas-malasan.

Ditambah lagi pengaruh buruk berbagai game yang tersaji. Ada game yang mengandung unsur kekerasan, game yang berisi konten pornografi dan lain-lain. Hal tersebut hanya akan merusak akhlak generasi zaman now sebagai seorang pemuda muslim.

Setan tidak akan berhenti menyesatkan manusia hingga mereka mengikutinya. Allah telah mengingatkan hal ini di dalam Al Quran: “…dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah: 168). Maka sejatinya, dengan tantangan yang lebih berat, generasi zaman now harus mampu mempersiapkan bekal iman untuk menghadapi setan kekinian yang sudah semakin canggih dalam menggoda manusia.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment