Sholat Khusyu’ Jalan Menuju Allah

Sholat Khusyu’ Jalan Menuju Allah

Ilustrasi shalat berjamaah. Ils: akuratnews.com

Suaramuslim.net– Allah berfirman dalam surat Al-Mukminun ayat 1-2:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.

Beruntung, itu adalah kata lain dari kesuksesan. Dan yang dimaksud sukses ini adalah sukses menuju Allah, sukses menghadap kepada Allah dalam ibadah.

Namun demikian, sholat yang menghasilkan kesuksesan itu bukan hanya sholat yang menggugurkan kewajiban, ia adalah sholat yang benar-benar berkualitas atau khusyu’.

So… Apa itu khusyu’? Dan bagaimana kita dapat meraih kekhusyu’an dalam sholat?

Perintah sholat di dalam Al-Qur’an selalu menggunakan diksi iqomah dengan berbagai bentuknya, yang biasanya diterjemahkan dengan ‘mendirikan sholat’ bukan ‘mengerjakan sholat.’

Hal itu karena memang tidak banyak orang yang mengerjakan sholat benar benar mendirikannya secara berkesinambungan. Sudah tentu hal ini terkait dengan kekhusyu’an sholat itu sendiri.

Khusyu’ secara bahasa adalah berarti tunduk, pasrah dan menyerah. Adapun khusyu’ dalam pengertian sholat bermacam macam pengertiannya yang intinya bermuara kepada ketenangan hati yang diikuti dengan ketenangan badan dalam gerakan sholat.

Siapa yang hatinya tenang karena ingat kepada Allah yang disembahnya maka akan berefek pada ketenangan gerakan dalam sholatnya.

Namun demikian sebagaimana kondisi keimanan seseorang yang berbeda-beda maka level khusyu’ di dalam sholat itu pun beragam. Sholat khusyu’ itu ada 3 level.

  1. Level Khusyu’ Standar

 

Yaitu sholatnya sudah memenuhi syarat-syarat dan rukun yang mengarah sahnya sholat itu.

Artinya apabila aktivitasnya secara fiqih sudah sah, maka sesungguhnya sudah sah sholatnya, itu artinya sudah khusyu’. Karena sholatnya sudah tunduk dengan ketentuan syariat yang dicontohkan Nabi Muhammad.

“Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Al-Bukhari dan Muslim)

So… Selama sholatnya sesuai standar syariat sekalipun tidak ingat Allah maka itu sudah khusyu’ dalam sholat.

Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda, ‘Sungguh aku memasuki sebuah sholat, ingin memperlama sholat itu, tetapi aku mendengar tangisan anak kecil, lalu kuringankan sholat itu karena beratnya perasaan ibu sebab tangis tersebut.’ (Al-Bukhari dan Muslim).

Pengertian dari hadis Anas bin Malik itu, bahwa Rasulullah masih berpikir tentang tangisan anak.

Ditambah lagi, kecelakaan bagi orang yang sholat itu bukan karena lalai di dalam sholatnya, tapi justru lalai dari aktivitas sebelum sholat.

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ  الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Celakalah orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya. (Al-Ma’un: 4-5).

Ayat tersebut tidak menggunakan kalimat ‘Fi Sholatihim’ (dalam sholat mereka) namun menggunakan ‘an sholatihim’ (dari sholat mereka), yang berarti kelalaian sholat itu di aspek sebelum sholat seperti tidak tepat waktu dalam sholat, bersuci ketika mau sholat yang tidak sempurna.

  1. Level Khusyu’ Medium

 

Ini adalah sholat yang tidak hanya memenuhi standar sahnya sholat, namun memenuhi keutamaan sholat dengan mengerti bacaan sholat dan tenang dalam gerakan dan bacaan.

Ulama berpendapat mengerti bacaan sholat adalah bukan syarat sahnya sholat, namun menjadi keutamaan dalam sholatnya. Karena mengerti bacaan sholat akan membuatnya khusyu’. Lebih bisa menghadirkan hati dan pikiran untuk tidak ke mana-mana.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكارى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian sholat, sedang kalian dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan. (An-Nisa: 43).

Juga ada hadis yang tidak menganjurkan sholat apabila mengantuk.

“Jika salah seorang di antara kalian dalam keadaan mengantuk dalam sholatnya, hendaklah ia tidur terlebih dahulu hingga hilang kantuknya. Karena jika salah seorang di antara kalian tetap sholat, sedangkan ia dalam keadaan mengantuk, ia tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ternyata ia malah mencela dirinya sendiri.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Ayat dan hadis di atas seolah berkata bahwa tidak mengerti dan tidak memahami bacaan sholat barangkali sama dengan orang yang mengerjakan sholat dalam kondisi mabuk dan mengantuk.

So… Mengerti bacaan sholat membuat sholatnya lebih menghayati dan khusyu’ dan juga lebih membuat tenang dalam gerakan sholat.

Ada sebuah syair yang menggambarkan ruginya orang yang tidak mengerti bacaan sholatnya;

وكم من مُصلٍّ ما له من صلاته  سوى رؤية المـِحراب والخفض والرفعِ

يـرى شخصه فوق الحصيرة قائمًا  وهمَّتُه في السوق في الأخذ والدفعِ

Berapa banyak orang sholat namun ia tidak mendapatkan keutamaan sholatnya
Kecuali ia hanya melihat mihrab saja, duduk dan berdiri
Ia hanya melihat dirinya hanya di atas hamparan tikar dalam keadaan sholat
Namun hatinya tertuju kepada perniagaan di pasar

  1. Level Khusyu’ Excellent

 

Yaitu khusyu’ yang melampaui dua level sebelumnya dengan betul betul sudah menikmati sholatnya. Menjadikan sholatnya sebagai penyejuk jiwanya, sehingga terkadang raganya tidak terasa lelah meski harus berlama lama sholat, karena fokus dalam pikirannya untuk menyembah Sang Pencipta.

Perhatikan hadis di bawah ini;

Aisyah berkata, Rasulullah ketika melaksanakan sholat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak. Aisyah lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perbuat, sedangkan dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni?” Lalu Rasulullah menjawab, “Wahai Aisyah, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (Muslim).

Dari hadis itu dapat dipahami Nabi Muhammad benar-benar sangat menikmati sholatnya.

Bahkan terkadang Nabi Muhammad pun, jika ingin istirahat, istrahatnya ya sholat itu.

“Wahai, Bilal. Kumandangkan iqamah sholat. Buatlah kami tenang dengannya.” (Shahih al-Jami’).

Arihna, bisa berarti istirahatkan kami karena di dalam istirahat akan ada ketenangan.

Dan kisah yang populer, seorang sahabat bernama ‘Abbad bin Bisyr yang terkena tiga panah menancap di tubuhnya, dicabut tidak terasa di waktu sholat. Inilah sholat dengan level khusyu’ yang excellent.

So… Saudaraku sesungguhnya ada di level manapun sholat kita, tetap akan bisa mengantarkan ke surga.

Bagaimana cara untuk dapat menggapai kekhusyu’an dalam sholat

1. Memahami dan mengenal sifat-sifat Allah

Seperti seseorang yang diundang ke pameran lukisan. Kalau dia paham tentang seni lukis, maka ia akan berlama-lama di pameran itu.

2. Meyakini seolah itu adalah sholatnya yang terakhir

Abu Ayyub berkata, Seorang laki-laki mendatangi Nabi, lalu ia berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah ajarkan aku dengan sesuatu yang ringkas.” Maka Nabi bersabda, “Jika engkau mengerjakan sholat, maka sholatlah seperti sholatnya orang yang akan berpisah (dengan dunia), janganlah engkau berkata dengan suatu perkataan yang nanti akan engkau sesali dan kuatkanlah untuk tidak berharap dengan sesuatu yang ada di tangan manusia.” (Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Memahami keutamaan orang yang sholatnya berkualitas

Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadis yang berbicara tentang keutamaan sholat, di antaranya adalah;

  1. Sholat membuatnya sukses (lihat Al-Mukminun: 1-2)
  2. Menjadi imunitas diri dari kemaksiatan (lihat Al-Ankabut: 45)
  3. Sholat menjadi pintu pertolongan Allah (lihat Al-Baqarah: 45)
  4. Sholat menjadi penghapus dosa

Rasulullah bersabda: “Di antara sholat lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak melakukan dosa besar.” (Muslim).

  1. Sholat menjadi penyembuh jiwa dan raga

Nasehat Nabi Muhammad kepada Abi Hurairah, “Sholatlah karena di dalam sholat itu ada penyembuhan bagi jiwa dan raga.” (Ahmad).

4. Memahami fiqih sholat

Karena syarat syahnya dari sebuah ibadah adalah kesesuain dengan ketentuan syariat Islam.

5. Terus berusaha untuk mencapai kekhusyu’an

Seperti seseorang yang mencari channel radio Suara Muslim, maka ia terus mencari meski awalnya banyak suara suara yang ‘kemresek’, namun akhirnya menemukan jua. Ketika menemukan akan ada kesenangan dan ketenangan, maka stay tuned terus agar bisa menikmatinya.

Wallohu A’lam

M. Junaidi Sahal
Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya
Program Motivasi Al-Qur’an
18 Maret 2021-4 Sya’ban 1442 H

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment