Siaran Radio Bung Tomo

Siaran Radio Bung Tomo

bung tomo
Siaran radio Bung Tomo 10 November 1945 (Dok. islamedia.id)

Gelora pertempuran 10 Nopember 1945 tak lepas dari antusias Bung Tomo untuk membakar semangat arek-arek Suroboyo lewat siaran radio di jalan Mawar no.10 Surabaya.
Bung Tomo sadar betul radio siaran sangat strategis untuk mengajak dan menyemangati arek-arek Suroboyo untuk bangkit melawan tentara Sekutu dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Pidato Bung Tomo yang berapi-api telah membangkitkan spirit Jihad fi sabilillah warga Surabaya yang sudah diserukan Hadratus Syech Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama. Ibaratnya resolusi Jihad Kyai Hasyim Asy’ari adalah apinya, sedangkan pidato Bung Tomo adalah bensin yang menyiram kobaran api hingga makin membesar dan membara, seperti membaranya semangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 Nopember yang maha dahsyat. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar, takbir Bung Tomo di penghujung siaran radio sehari sebelum pertempuran 10 Nopember, terbukti ampuh menggugah emosi rakyat untuk bangkit melawan penjajah dengan persenjataan seadanya, terutama bambu runcing.

Siaran Bung Tomo didengarkan banyak orang di warung-warung kopi, perkantoran dan pasar-pasar. Bung Tomo sadar betul, hanya siaran di radio yang mampu menjangkau audince yang heterogen dan tersebar dimana-mana. Pidato Bung Tomo telah menyentuh jiwa Jihad dan membakar semangat tukang becak, pedagang pasar, dan semua arek-arek kota Suroboyo. Sifat radio siaran yang audiitif, personal dan dapat membangun “theatre of mind” telah mempengaruhi perasaan (afeksi) pendengarnya arek-arek Suroboyo.

Dahsyatnya pengaruh radio siaran sangat strategis untuk menajamkan fungsi radio siaran sebagai media infomasi dan edukasi. Dengan begitu radio siaran bukan sekedar untuk mencari hiburan semata. Kenyataannya masih banyak pengelola radio siaran yang tidak menyadari fungsi strategis radio. Apalagi di era konsumsi informasi mandiri seperti sekarang yang memungkinkan konsumen media memilih media dan informasi secara mandiri, masyarakat perlu diingatkan tentang eksistensi media radio siaran yang sejak jaman perjuangan sampai sekarang fungsi informasi dan edukasi terbukti dapat mempengaruhi opini publik dan sebagai kontrol sosial yang efektif. Kalau sudah seperti ini, radio siaran bisa dianggap sebagai pahlawan. Merdeka!!!

Fajar A.Isnugroho

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment