Siklus Haid di Usia 20-an sampai 40-an, Jelas Beda!

Siklus Haid di Usia 20-an sampai 40-an, Jelas Beda!

Ilustrasi alat kontrasepsi. Foto: Pixabay

Suaramuslim.net – Meskipun menstruasi terjadi setiap bulan, namun siklus menstruasi sering kali tidak dapat diprediksi. Menstruasi bisa terjadi lebih cepat atau lebih lambat, terjadi setiap bulan atau dua bulan sekali, atau berlangsung selama tujuh hari, kurang, atau bahkan lebih. Dan seiring bertambahnya usia, siklus haid ini akan beradaptasi karena terjadi perubahan hormonal terkait faktor usia, kehamilan, dan pramenopause.

Siklus menstruasi sebelum usia 20-an

Di kutip dari hellosehat.com, di usia remaja, wanita cenderung mengalami siklus haid yang tidak menentu. Siklus menstruasi sering datang lebih cepat atau lebih lambat, yang biasanya disertai dengan beberapa gejala yang terjadi sejak beberapa hari sebelum haid, dikenal dengan istilah Premenstrual Syndrome (PMS). Gejala PMS biasanya berupa kram perut akibat kontraksi otot rahim, payudara terasa sakit dan membesar, serta nyeri pada kaki dan pinggul.

Siklus haid di usia 20-an hingga awal 40-an

Kabar baiknya adalah, di usia 20-an, siklus menstruasi kamu akan lebih teratur dan dapat diprediksi. Jarak antara hari pertama haid bulan ini dengan hari pertama haid bulan depan biasanya berjarak 28 hari, dan menstruasi akan terjadi selama 2 sampai 7 hari.

Saat kamu memiliki bayi namun tidak menyusui, biasanya kamu akan mulai menstruasi lagi setelah enam minggu proses kelahiran. Atau, jika kamu menyusui, kamu akan haid lagi setelah menghentikan atau mengurangi jumlah waktu menyusui. Kram perut saat haid juga akan membaik setelah kamu melahirkan, hal ini terjadi karena pembukaan serviks menjadi sedikit lebih besar, sehingga arus keluar darah tidak memerlukan kontraksi rahim yang kuat.

Sayangnya, faktor tertentu dapat mempengaruhi siklus menstruasimu, seperti pemilihan alat kontrasepsi, stres, dan masalah lainnya. Di usia 20-an sampai awal 30-an, ada beberapa gejala yang jika terjadi pada kamu, harus segera diperiksakan ke dokter:

  • Perdarahan yang lebih berat. Hal ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan jinak yang disebut fibroid.
  • Rasa sakit yang berlebihan yang berlangsung sepanjang bulan. Hal ini bisa disebabkan oleh endometriosis atau infeksi lapisan dalam rahim.
  • Terlambat menstruasi. Hal ini bisa menjadi tanda awal kehamilan atau disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik jika menstruasi disertai dengan pertumbuhan rambut berlebih, penambahan berat badan, dan kolesterol tinggi.

Kamu perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami siklus menstruasi abnormal lebih dari 7 hari, siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 38 hari, rasa sakit yang berlebihan dibandingkan kram perut biasa, perdarahan antar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual, atau terlambat menstruasi. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kondisimu secara tepat.

Di usia 40 tahun, indung telur memperlambat produksi ekstrogen yang membuat siklus menstruasi jadi lebih pendek dan jarang

Siap-siap buat say goodbye to menstruasi (haid) atau menopause. Walaupun rata-rata menopause terjadi di usia 45 sampe 55-an, tapi, menopause bisa terjadi lebih awal buat sebagian perempuan atau di bawah umur 40-45 tahun. Hal ini disebut menopause dini. Biasanya, 10 tahun sebelum menopause beberapa perempuan sering mengalami perubahan pada siklus haidnya.

Jelang menopause, aliran darah menstruasi (haid) berubah jadi lebih ringan, lebih berat, atau lebih lama. Kita juga bisa ngalamin gejala menopause seperti; tubuh selalu terasa panas dan berkeringat di malam hari.

Biarpun saat di usia ini ovulasi jadi gak menentu tapi kita tetap harus menjaga organ reproduksi. Selain itu, kalo di usia ini kita ngalamin gejala seperti pendarahan hebat yang disertai kulit kering, rambut rontok, dan metabolisme lambat, usahain segera konsultasi ke dokter ya. Karena bisa jadi ini pertanda ada masalah tiroid di dalam tubuh kita.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment