SOLO (Suaramuslim.net) – Viralnya siswa sekolah yang dikeluarkan SMP IT Nur Hidayah karena mengucapkan selamat ulang tahun, menjadi trending topic.
Hal ini kemudian dibantah oleh Ketua Yayasan Nur Hidayah, Dr. Wiranto, M.Kom., M.Cs. Melalui siaran pers yang diterima Suaramuslim.net, Selasa (14/1), ia meluruskan pemberitaan yang beredar di masyarakat.
Berikut klarifikasi lengkapnya:
Empat hari ini salah satu sekolah yang kami dirikan dan kelola menjadi trending topic di portal berita online dan social media. Pemicunya adalah media yang memberitakan bahwa SMP IT Nur Hidayah Surakarta mengeluarkan siswa karena mengirim ucapan ulang tahun.
Netizen langsung menyambar, baik yang pro maupun yang kontra. Mereka bersemangat memberikan komentar dan menyebarkan berita tersebut ke jaringan dan grup masing-masing. Bahkan ada anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Jakarta yang ikut memberikan komentar, tanpa mau melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Heboh dan liar luar biasa. Bahkan konon kata alumni, berita ini menjadi berita terpopuler nomor 2 di salah satu portal berita online.
Pada hari Senin, 13 Januari 2020 tim dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta datang ke sekolah untuk klarifikasi. Ikut hadir pula petugas dari Polresta Kota Surakarta, Komite Pemberdayaan dan Perlindungan Anak dan juga teman-teman wartawan.
Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. Semua dijelaskan secara lengkap, detail, urut disertai dengan bukti-buktinya. Hasil klarifikasi tersebut dilaporkan kepada wali kota, ditembuskan kepada kementerian terkait, gubernur, Kapolresta, DPRD dan Yayasan Nur Hidayah.
Jadi, benarkah SMP IT Nur Hidayah mengeluarkan siswa hanya gara-gara mengirim ucapan selamat ulang tahun? SAMA SEKALI TIDAK BENAR!
Yang benar adalah sekolah mengembalikan si anak kepada orang tuanya karena dia sudah melakukan banyak pelanggaran, poinnya sudah melampaui batas. Proses pembinaan pun sudah dilakukan, komunikasi sekolah dengan orang tua juga berjalan baik. Saya tidak sampai hati menuliskannya lebih rinci. Orang tua pun sudah menerima keputusan tersebut dengan legowo.
Lalu, kenapa muncul berita dengan judul seperti itu? Kami tidak tahu. Sampai hari ini orang yang menjadi sumber berita tidak pernah mau memberikan penjelasan. Informasi yang kami terima, dia guru les dari si anak dan aktivis LSM.
Banyak pihak mendorong kami untuk menuntut dia ke pengadilan karena telah mencemarkan nama baik sekolah kami, salah satu sekolah kebanggaan umat Islam di Surakarta, baik dari aspek akademik maupun pendidikan karakter.
Tapi kami tidak tega, jiwa kami adalah jiwa pendidik, bukan yang lain. Kami pegang pepatah Jawa “sopo nandur bakal ngundhuh” dan “sopo salah bakal seleh.” Kita lihat saja perjalanan hidupnya nanti seperti apa. Kalau merasa aman dan menang di dunia, kelak tuntutan di akhirat tak bisa dia hindari.
Hikmah dari peristiwa ini tentu banyak sekali. Pimpinan sekolah beserta seluruh guru dan tenaga kependidikan SMP IT Nur Hidayah semakin kompak, semakin sungguh-sungguh dalam mendidik para siswa. Komite sekolah dan para orang tua siswa semakin cinta dan memberikan dukungan luar biasa pada sekolah dan yayasan. Satu-satunya yang menyedihkan kami adalah tersebarnya aib siswa, yang sebenarnya ditutup rapat oleh sekolah.
Kemarin rombongan dari yayasan, pimpinan sekolah dan guru sudah silaturahim ke rumah orang tua siswa, semoga diberikan kesabaran.
Buat teman-teman semua, mohon bijak dalam memposting sesuatu di social media. Biasakan melakukan klarifikasi, sebagaimana perintah Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir