Solusi Islam untuk Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi Pasca Pandemi

Solusi Islam untuk Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi Pasca Pandemi

ekonomi islam

Suaramuslim.net – Tidak dapat dipungkiri, masa pandemi adalah masa sulit yang dihadapi masyarakat. Kesulitan dalam interaksi normal, kesulitan mendapatkan penghasilan yang normal karena berbagai kebijakan pembatasan sosial, demikian pula kesulitan lainnya berupa berbagai ketakutan yang tercipta akibat gempuran berita media, sehingga membuat masyarakat benar-benar berada dalam suasana yang semakin mencekam akibat Covid-19.

Dampak penetapan dari WHO yang menyebutkan wabah corona sebagai pandemi dengan kebijakan social distancing termasuk work from home (WFH) yang membatasi interaksi serta meliburkan berbagai kegiatan produksi dan belajar, secara nyata telah memengaruhi dunia usaha.

Berbagai sektor ekonomi padat karya sangat terdampak dengan kebijakan ini. Pembatasan pengiriman rantai pasokan global berbagai kebutuhan industri, pemberlakukan sistem pengurangan kepadatan karyawan, berdampak terhadap berkurangnya produksi hingga terjadinya PHK karyawan.

Demikian pula industri pariwisata dan biro perjalanan mengalami dampak yang sangat signifikan. Intinya adalah semua sektor kehidupan ekonomi masyarakat mengalami keterpurukan.

New normal yang diberlakukan pasca masa pandemi adalah bentuk kehati-hatian dalam pencegahan terhadap penyebaran virus ini kembali. Namun dampak yang dialami masyarakat khususnya pada sektor ekonomi telah menjadi sebuah keniscayaan realitas. Masa new normal adalah proses recovery untuk bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi itu.

Solusi Islam

Islam sebagai agama wahyu menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam menjalani kehidupannya. Termasuk pula solusi untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca pandemi.

Apa yang ditawarkan Islam terkait persoalan ini? Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qayyim Al Jauzi:

أربعة تجلب الرزق: قيام الليل، كثرة الاستغفار بالأسحار، تعاهد الصدقة، الذكر أول النهار وآخره. و أربعة تمنع الرزق: نوم الصبحة، قلة الصلاة، الكسل، الخيانة

Empat hal yang dapat mendatangkan rezeki, 1. qiyamul lail 2. memperbanyak istighfar di waktu sahur 3. membiasakan bersedekah 4. berzikir di awal pagi dan petang. Dan empat hal yang dapat mencegah rezeki: 1. tidur di waktu pagi (setelah Subuh) 2. meninggalkan salat 3. malas dan 4. khianat.

Sebuah tawaran solusi yang sangat jelas tentang bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi dampak pandemi Covid-19.

Selalu ada hubungan antara realitas ekonomi dengan keadaan psikologis. Seseorang yang memiliki ketenangan jiwa psikologi, sadar diri, peduli pada orang lain, serta mampu mengelola waktunya dengan baik, maka hal itu menjadi solusi penting untuk dapat keluar dari himpitan masalah hidup termasuk persoalan ekonomi.

1. Qiyamul lail

Solusi pertama adalah dengan qiyamul lail. Secara rasional, orang yang terbiasa bangun di sepertiga malam menandakan dirinya memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, kemampuan mengelola waktu yang baik, membagi waktu sepertiga untuk Tuhan (ibadah), sepertiga untuk dirinya, dan sepertiga untuk sosial.

Kemampuan mengelola waktu ini akan sangat berdampak pada kemampuannya dalam mengelola potensi yang dimiliki, sehingga memudahkan dirinya untuk membaca peluang-peluang dalam dunia bisnis.

Kemudian secara spiritual, seseorang yang membiasakan diri dengan qiyamul lail, akan dimudahkan oleh Allah jalan keluar dan ditinggikan derajat dalam hubungan kemanusiaannya. Allah berfirman:

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.” (As-Sajadah: 16).

Terdapat suatu pesan rahasia Allah dalam kalimat tersebut, yaitu Allah memerintahkan seseorang untuk bangun di tengah malam, kemudian Allah menggandengkannya dengan perintah menafkahkan rezeki. Hal ini seakan ada satu pesan, bahwa orang yang rajin salat malam akan dimudahkan rezekinya oleh Allah.

2. Memperbanyak istigfar

Istigfar ibarat membersihkan segala kotoran yang melekat pada cermin, atau pada suatu aliran jalan. Sementara rezeki diibaratkan dengan cahaya yang melintas di depan cermin, atau air yang mengalir dari hulu ke hilir. Manakala seseorang sering membersihkan cermin itu dari kotoran, maka tentu cahaya akan mudah ditangkap. Demikian pula manakala saluran air itu bersih dari kotoran, maka air akan mudah melintas.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya Dia adalah Sang Maha Pengampun.’ Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun, serta mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai. (Nuh: 10-12).

Rasulullah juga menegaskan dalam sabdanya:

مَن أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجاً، وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجاً، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah mengubah setiap kesedihannya menjadi kegembiraan; Allah Azza wa Jalla memberikan solusi dari setiap kesempitannya (kesulitannya), dan Allah anugerahkan rezeki dari jalur yang tiada disangka-sangka. (Ahmad dan al-Hakim).

3. Sedekah mendatangkan rezeki bahkan dengan berlipat-lipat

Inilah jaminan Allah bahwa bersedekah bukan mengurangi harta dan bertambah miskin namun akan membuatnya semakin kaya. Bersedekah ibarat sumber air yang terus mengalir. Firman Allah:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba: 39).

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:

أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

“Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku berinfak kepadamu.” (Muttafaq alaih).

Demikian pula di dalam hadisnya, Rasulullah bersabda:

ما نقص مال من صدقة بل يزداد بل يزداد

“Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan bertambah, bahkan bertambah.”

4. Memperbanyak zikir pagi dan petang

Berzikir atau berdoa adalah bentuk kepasrahan dan ketawakalan kepada Allah. Sehingga seseorang yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah Dzat Yang Maha kaya dan Maha Pemberi rezeki maka tentu segala urusannya akan diambil alih oleh Allah dan kehidupannya akan dicukupi oleh-Nya serta diberikan rezeki dari tempat yang tak disangka-sangka.

Keempat solusi yang ditawarkan oleh Islam ini, sebagai sebuah berita gembira bahwa setiap persoalan pasti selalu ada jalan keluar dan Allah akan memberikan jalan petunjuk dan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada siapa saja yang mendekat kepada-Nya.

Untuk itu masa new normal, adalah masa seseorang menata ulang kembali kehidupan ekonominya, dan solusi terbaik untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi adalah kembali kepada ajaran Islam.

23 Juni 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment