MOGADISHU – Hampir 300 orang meninggal dunia dalam sebuah ledakan bom di persimpangan jalan yang ramai dan dipenuhi gedung bertingkat di Mogadishu, Ibukota Somalia, pada hari Sabtu (14/10). Pemerintah Somalia menyebutnya sebagai serangan paling mematikan sepanjang sejarah negeri yang dirundung perang tersebut.
Perwira kepolisian setempat menyatakan banyak korban hangus terpanggang sehingga tak bisa dikenali. Sementara Tim SAR juga telah bekerja hingga malam untuk mengambil mayat korban dari reruntuhan Hotel Safari, lokasi ledakan.
Kemarin Somalia telah memasuki masa berkabung nasional selama tiga hari untuk para korban, dengan sekitar 300 lebih orang terluka, puluhan orang dinyatakan hilang dan rumah sakit kehabisan darah.
Menanggapi tragedi bom tersebut warganet di seluruh dunia bertanya, dimana kemarahan kolektif?. Mengapa dunia tidak berkabung untuk tragedi bom di Somalia seperti tragedi-tragedi sebelumnya di belahan dunia lain ?.
Serangan di Somalia terjadi lebih dari satu minggu setelah penembakan mematikan di Las Vegas, namun sangat sedikit yang memberikan tanggapan terhadap kejadian di Mogadishu.
“Anda seharusnya merasa hancur karena kehilangan nyawa di Somalia, seperti pembunuhan yang tidak masuk akal di Las Vegas,” tulis Stacey Dooley, seorang Presenter Televisi Inggris.
Profesor Hukum Khaled Beydoun mencatat bahwa serangan bom di Manchester pada bulan Mei mendapat tanggapan yang luar biasa ketimbang di Somalia.
“Jumlah orang yang terbunuh di Somalia kemarin 10 kali lebih banyak dari yang terbunuh di Manchester pada bulan Mei. Tapi mendapat liputan kurang dari 100 kali,” kicaunya di akun @KhaledBeydoun
Sementara Itayi Viriri juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi, melalui akun twitternya @itayiviriri mempertanyakan:
“Mengapa serangan Somalia tidak berpengaruh signifikan di media sosial dan tidak ada selebritas dan tokoh publik yang memberi dukungan dan belasungkawa mereka pada Somalia sebagaimana terhadap korban serangan di tempat lain.”
Selain itu aktor Pakistan Hamza Ali Abbasi melalui akun @iamhamzaabbasi memprotes tidak ada trending topic dan berita utama yang tampil di media terkait pemboman di Somalia
“Lebih dari 200 orang tewas dalam ledakan di Somalia, tidak ada trending topic di twitter atau berita utama, bukti bahwa dunia hanya diatur oleh politik kekuasaan bukan oleh kemanusiaan”.
Penerjemah dan Penulis : Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor : Muhammad Nashir