Surat An Nahl Ayat 90: Minimal Pemimpin itu Adil

Surat An Nahl Ayat 90: Minimal Pemimpin itu Adil

Surat An Nahl Ayat 90 Minimal Pemimpin itu Adil
Ilustrasi pimpinan. (Ils: Csaba Gyulai/Dribbble)

Suaramuslim.net – Para pembaca Suaramuslim.net yang berbahagia, kali ini kita akan mereguk mata air inspirasi dari Al Quran Surat An Nahl ayat 90. Mari kita baca dengan seluruh konsentrasi ayat berikut.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Berikutnya Surat Al Hujurat ayat 9;

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

3 Kriteria Dasar Pemimpin

Imam An Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin ketika membahas bab ‘Perintah Kepada Para Pemimpin untuk bersikap lemah lembut kepada rakyatnya dan memperhatikan kebutuhan mereka’ dan bab ‘Pemimpin yang adil’, membukanya dengan dua ayat di atas.

Dalam Bab ‘Pemimpin yang adil’ disebutkan ayat di atas hanya diambil frase yang terkait dengan pemimpin yang adil. Seolah menurut beliau, pemimpin yang baik dan manfaat bagi yang dipimpin itu harus memenuhi dua ayat di atas yang dirangkum dalam 3 kriteria dasar Pemimpin yang baik;

1. Pemimpin Itu Harus Adil

Apa yang dimaksud adil?

Adil itu pada awalnya dari bahasa Arab yang berarti proporsional, tidak berat sebelah, jujur. Secara istilah ada beberapa makna antara lain: menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kata adil dilawankan dengan kata zalim yaitu menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya.

Adil adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali terhadap Allah saja.

So… Adil itu adalah kesamaan antara aksi dan reaksi. Artinya apa yang kamu berikan itu sama dengan apa yang kamu terima.

Seorang pemimpin itu disebut adil, ketika apa yang dia ucapkan dalam janjinya kepada rakyatnya itu diwujudkan dalam kenyataan.

Adil bagi seorang pemimpin adalah apa yang dia janjikan sama dengan kenyataannya, itu adil. Ketika ia berjanji tidak menaikkan harga BBM, maka itu diwujudkan dalam kenyataan, itulah adil dalam dirinya.

2. Pemimpin Itu Harus Ihsan

Apa itu Ihsan?

Ihsan itu berbeda dengan adil. Kalau adil itu apa yang kamu berikan sama dengan apa yang kamu terima. Sedangkan ihsan, apa yang kamu berikan itu lebih baik daripada apa yang diterima.

Jika seorang pemimpin memiliki sifat ihsan, maka apa yang pernah dijanjikan tidak hanya terwujud, tapi wujudnya lebih baik dari yang dijanjikannya.

Misal, ketika ia berjanji akan membangun jembatan, maka ia wujudkan jembatan itu, di samping sangat berkualitas ditambah juga tempat rest area yang memadai, inilah ihsan.

3. Pemimpin Itu Sebaiknya Muqsith

Muqsith adalah orang yang punya sifat qisth. Apa itu qisth? Qisth itu keadilan yang sama-sama rida dan suka atau menyenangkan. Pemimpin yang punya sifat ini, semua kebijakannya menyenangkan rakyatnya secara umum.

So, dari uraian di atas seharusnya itu menjadi miqyas (standar) kita dalam memilih pemimpin atau caleg kita.

Di samping itu juga melihat track record calon pemimpin dan caleg itu. Partainya yang mendukungnya serta teman-teman dekatnya juga menjadi miqyas bagi kita dalam memilih mereka.

Setelah mantap dengan standar tersebut, maka datanglah ke TPS buka kertas sambil mengucapkan Basmalah, berdoalah dengan doa;

اللهم اصلح له شانه

Allahumma Ashlih lahu sya’nahu

“Ya Allah buatlah kebaikan dalam urusannya (mengurus negara ini)”

Apa pun hasilnya, kalau sudah diyatakan secara resmi ya haruslah diterima sambil tetap berdoa agar ada kebaikan bagi NKRI tercinta ini. Sebagaimana kalam lama terkait pilpres ini;

ومن انتخب فادع له بالمصلحة

“Siapa pun yang terpilih maka berdoalah semoga ada maslahah (kebaikan) bagi semuanya.”

Wallahu A’lam

*Disampaikan di Radio Suara Muslim Surabaya dalam program talkshow Motivasi Al Quran, Kamis 11 April 2019 pukul 05.30-06.30 WIB.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment