Ustadz Junaidi Sahal: Tafsir Surat Al Fath Ayat 29

Ustadz Junaidi Sahal: Tafsir Surat Al Fath Ayat 29

Ustadz Junaidi Sahal Tafsir Surat Al Fath Ayat 29

Suaramuslim.net – Setelah sebelumnya saya menuliskan resume program Mozaik Fitrah Based Education. Semoga bermanfaat. Terutama bagi mitra muslim yang terlewatkan menyimak Mozaik. Dalam kesempatan kali ini, saya akan menuliskan dan menyampaikan inspirasi dari surat al fath ayat 29, yang dibahas dalam Program Dialog Motivasi Alquran bersama Ustadz Junaidi Sahal.

Dalam Surat Al Fath ayat 29, terdapat 4 ciri umat nabi Muhammad, untuk meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Sebelum Surat Al Fath, adalah Surat Muhammad, maka seolah-olah Allah menyampaikan bahwa Muhammad akan mendapatkan kemenangan.

Ayat 29, cirinya ada di ayat terakhir yaitu ciri-ciri orang yang melekat bersama Rasulullah Muhammad Salalahu alaihi wasalam. Kita bersama menghidupkan sunnah Rasul. Orang yang dekat dengan sunnah Rasul, maka itu artinya kita bersama dengan Nabi.

Ciri-ciri umat Nabi Muhammad, Mereka orang-orang yang bersama rasul dan menghidupkan sunnah rasul
  1. Assyidaa’u ‘alal kuffar – tegas terhadap orang kafir. Dalam urusan kekufuran tak perlu ada tasamuh atau toleransi. Lakum diinukum waliyyadin. Kita harus melawan, jika mengancam akidah. Tentu sesuai dengan hukum yang ditegakkan di negeri ini Indonesia. Maka jika ada yang menghina islam atau Al Quran, kita harus tegas menolak. Jangan lembek dan lemah. Yang perlu kita waspadai, adalah tentang gaya hidup anak-anak zaman sekarang. Sudah mengancam kekufuran akidah mereka.
  2. Ruhamma ubainahum – Berkasih sayang dan lembut kepada sesama muslim. Sesama muslim tebarlah kasih sayang. Jangan mengorbankan persaudaraan yang bisa menyebabkan saling menyesatkan. Jika berbeda tidak masalah, tapi menebar rasa kasih sayang sesama muslim dan kelembutan harus diutamakan. Maka dengan begitu, kemenangan bisa kita raih bersama. Karena penyakit umat islam selama ini, belum bisa bersatu karena ukhuwah islamiyah masih tercabik cabik. Karena fokus pada perbedaan.

Di tengah pembahasan, ada penelpon yang menanyakan tentang masalah toleransi. Kalau ada rekan kita, umat muslim yang menjaga gereja lalu meninggal dunia. Apakah dia masih termasuk muslim. Karena kita harus bersifat keras dalam hal akidah, dalam beribadah dengan Tuhan kita, Allah Subhanahu wata’ala.

Ustadz Junaidi Sahal menjawab, beliau mengikuti ulama yang berpendapat bahwa Menjaga gereja hukumnya haram. Karena apa niatnya? seolah-olah umat islam ada yang akan menghancurkan, padahal kan tidak ada. Ini akan melukai marwah umat islam. Tapi bagaimana pun juga hal ini tak bisa mengeluarkan seseorang dari keislamannya. Jika dia setelah menjaga gereja lalu meninggal, maka dia tetap islam. Wa Allahu a’lam bi shawab.

Penelpon selanjutnya menanyakan, dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada penghina agama, maka ada muslim yang membela penghina juga, maka umat terpecah menjadi 2 kubu. Jika sudah begini,  tugas siapa yang menyatukan umat islam ?

Dengan tegas Ustadz Junaidi Sahal menjawab, yang menyatukan umat adalah tugas kita semua, umat muslim. Berikan pengertian dan penjelasan yang baik di lingkungan sekitar kita. Terutama lingkungan terdekat kita, keluarga. Sampaikan dengan penuh kelembutan dan kesejukan.

Penelpon berikutnya menyampaikan, beliau melihat sekarang ini orang kafir sedang merongrong umat islam, dimana hal itu sangat mengerikan konspirasinya. Dan di dalam Al Quran tertulis, ada tipu daya dari orang kafir yang itu memang terus ada sampai nanti di hari kiamat, dan itulah tantangan bagi umat islam. Selanjutnya, Apakah ini memang “pekerjaan rumah” bagi umat islam?.

Ustadz Junaidi Sahal pun menjawab, Wama karu wama karallahu wallahu khairul makirin. Mereka merancang dan berbuat makar, Allah juga merancang dan mempunyai makar, sesungguhnya Allah sebaik-baik perancang dan pembuat makar. Allahu Akbar!!!. Dan jika kita percaya akan hal ini, maka kita memiliki kekuatan dan keyakinan. Oleh karenanya, kita harus banyak banyak mencari ilmu pada seorang asatidz, seorang guru atau ustadz yang mengarahkan pada yang benar sesuai syariat Allah, syariat islam. Pastikan kita menjadi bagian dalam rancangan,  konspirasi atau makar yang dibuat oleh Allah untuk menghancurkan makar orang kafir.

Masyaa Allah mitra muslim, telpon di studio kami terus berdering. Gatekeeper pun mengakta telpon mitra muslim selanjutnya, dan menyambungkan pada Host, untuk disampaikan pada Ustadz Junaidi Sahal.

Penelpon selanjutnya menyampaikan beliau seorang tokoh masyarakat. Mempunyai warga umat non muslim, yang kondisinya kekurangan dalam hal kesehatan dan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau datang ke dewan gereja dan meminta solusi atas umatnya non muslim yang membutuhkan bantuan. Beliau bimbang, bagaimana dengan sikap beliau?. Pertanyaan kedua, beliau juga menyampaikan selama ini ada tetangga umat non muslim yang ingin memberikan bantuan kebutuhan hidup sehari-hari pada beliau, tapi beliau menolak, apakah betul sikap beliau? atau sebaiknya harus bagaimana?

Ustadz menyampaikan jawabannya. Untuk pertanyaan yang pertama sikap mitra muslim yang menelpon sudah benar mendatangi dewan gereja. Ini tidak masalah. Tapi jika penelpon dan tetangga kaum muslimin sekitar bisa membantu maka lebih baik. Ustadz juga menegaskan jawabannya dengan menyampaikan kisah Rasulullah.

Suatu hari beliau didatangi seorang bernama Zaid bin Sun’ah yang menagih hutang. Rasulullah diperlakukan kasar sampai ditindih ke tembok. Munculah Umar bin Khatab yang geram dan siap menghunuskan pedang. Segera Rasulullah memberi isyarah pada Umar

Umar tolong bayarkan hutangku dulu padanya. Jangan lupa tambahkan dua sok kurma (mungkin 2 bungkus wadah ya kalau sekarang)

Umar pun menyarungkan kembali pedangnya dan melakukan apa yang diperintahkan Rasul. Tiba tiba Zaid bin Sun’ah menahan Umar.

“Hai Umar, tahukah kau siapa aku ? aku Zaid bin Sun‘ah”

Umar menjawab “oh kau kobr.. jajaran tokoh yahudi”

“yaa aku.. dan sesungguhnya hutang Muhammad belum jatuh tempo. Aku datang hanya mau mengetes Muhammad, apakah benar dia nabi, jika dia nabi, saat saya tekan maka dia akan sabar.. dan ternyata dia sabar. Saya yakin sekarang, bahwa Muhammad seorang nabi”

Zaid bin Sun’ah pun ber-syahadat di depan Rasulullah. Dia kagum dengan sikap kesabaran yang ada pada Rasul. Bukan hanya itu, dia diberi kelebihan yang luar biasa.

Ustadz menambahkan, kita harus sama dengan Rasulullah. Jika dengan urusan sosial, dengan umat non muslim jangan sampai apriori. Sungguh indah jika kita menjadi jalan hidayah baginya.

Tentang menolak pemberian non muslim, ini pun tidak masalah. Jika tentang apakah ini baik atau buruk? Jika memang ada niat yang terselip dalam hati non muslim tersebut untuk mengajak penelpon ke dalam agamanya, ini akan menjadi pelajaran baginya. Bahwa Penelpon tadi tidak mudah begitu saja menerima.

Penelpon berikutnya bercerita, beliau pernah berkumpul bersama seorang non muslim dalam sebuah acara dan perayaan selama seharian. Ketika beliau ijin untuk melakukan sholat sampai 3 kali. Dzuhur, Ashar lalu Maghrib, ada non muslim yang berkomentar, kenapa beliau melakukan ibadah sampai berkali-kali dalam waktu sehari. Penelpon ini meminta saran pada ustadz, bagaimana sebaik-baik jawaban untuk menjawab komentar dari non muslim seperti ini.

Dengan tegas Ustadz menjawab, Wajadilhum billati hiya ahsan. Ini kata kunci yang bisa kita jadikan prinsip, jika berinteraksi dengan umat non muslim. Kita harus berdiskusi. Tapi dengan cara yang terbaik. Ketika non muslim menyampaikan kita semua sama, tujuannya sama menuju pada Tuhan. Wahai umat muslim, jawablah Tuhannya beda, maka jalannya beda. Semua agama tidak bisa dianggap sama.

  1. Ruka’an Sujjada – Mantap Beribadah. Tukang sujud dan Tukang sholat. Sholat adalah yang paling pertama kali dihisab nanti di hari akhir adalah sholat. Jangan hanya sholat yang baik, sholatlah lima waktu berjamaah dan di Masjid. Terutama saat subuh hari. Orang orang yang mantap beribadah ini, yang mereka waridwanu minallahi akbar. Mereka yang mencari yang lebih besar. Mereka mencari Ridho Allah. Maka dengan Ridho Allah, surga akan didapatkan. In syaa Allah.
  2. Simahum fii wujuhihim min atsaris sujud – Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Tanda Orang yang ibadah mantap akan berpengaruh pada dirinya. Ketika kita melihat wajahnya, maka kita akan mendapat secercah hidayah. Ketika orang yang ibadah dan sholatnya luar biasa,

Rasulullah bersabda: Seandainya seorang kalian beramal di batu yang besar yang tak bercelah pintu atau lubang, seolah-olah saat ibadah tak akan keluar, niscaya amal akan menampakkan diri pada manusia seperti apa adanya. Pengaruh ibadah sangat positif di kehidupan kita. Maka kemenangan bisa kita dapat jika kita memiliki dan melakukan ciri ciri umat nabi Muhammad Rasulullah Salalalhu alaihi wassalam.

Ada seorang sahabat bertanya pada Rasulullah , “Ahaddun kahirum minha? Adakah generasi yang lebih hebat daripada kami ya nabi?”

Sahabat rasul ini berpikir kalau para sahabatlah yang utama. Tak ada yang lebih hebat dari sahabat Rasul. Karena mereka senantiasa bersama dengan Rasulullah. Sholat berjamah bersama dengan Rasulullah. Ngaji dan menuntut ilmu langsung bersama pada Rasulullah. Berperang mendapat komando langsung dari Rasulullah.

“Ada..” Rasulullah menjawab

Manhum? siapa mereka ya Rasulullah?

“Generasi setelah kalian yang meng imani diriku sekalipun tak pernah melihat aku”

Ustadz menyampaikan, siapakah generasi yang Rasulullah maksud? Kita insyaa Allah, generasi saat ini, jika kita memegang teguh iman dan taqwa pada Allah dan sunnah-sunnah Rasulullah, yang melakukan 4 ciri umat Nabi Muhammad. Mudah-mudahan kita generasi yang mengusung kemenangan islam dengan bekal kekuatan-kekuatan tersebut. Amiin.

Oleh: Elsa Khairunnisa

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment