Tanya Jawab Fiqh Puasa, Pahala Kloning Bagi yang Memberi Buka Puasa

Tanya Jawab Fiqh Puasa, Pahala Kloning Bagi yang Memberi Buka Puasa

Tanya Jawab Fikih Puasa: Fidyah Bagi Wanita Yang Nifas

Suaramuslim.net – Memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa merupakan hal baik dan salah satu hal yang diteladankan oleh Rasulullah saw. Lalu, seperti apakah keutamaan lainnya tentang memberi buka puasa kepada orang lain?

Tanya

Assalamualaikum
Ustadz Junaidi, saya mau tanya soal memberi buka puasa. Kalau kita ikut menyumbang buka puasa misal nasi bungkus di satu forum tapi ternyata yang puasa berbuka puasanya minum air mineral atau makan kurma. Nasi bungkusnya dimakan setelah shalat. Apakah kita dapat keutamaan pahala memberi orang berbuka puasa?

Jawab

Wa’alaikumus salam wa rahmatullahi wa barakatuh.

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

Ya, insyaallah masih dapat pahalanya, karena mereka masih membutuhkan makan nasi bungkus itu. Dan bukankah yang memberi sudah berniat, niat itu sudah dihitung berpahala.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga”. (At Tirmidzi, Ibn Hibban dan Ahmad).

Dari hadis di atas dapat dipahami sebagai berikut:

1. Pemberian takjil itu hanya kepada orang yang berpuasa.

2. Pemberi takjil mendapat pahala yang sama dengan pahala puasa orang yang berbuka dari takjil tersebut. Jika yang berbuka itu selama puasa mengaji, membaca Al Quran dan beramal saleh lainnya, maka pemberi takjil itu akan mendapatkan atau menkloning pahala kesalehan orang yang puasa yang telah diberi takjil tersebut.

3. Apalagi ketika berbuka, orang yang diberi takjil itu turut mendoakan sang pemberi takjil. Bukankah doa orang yang berbuka dari puasanya sangat mustajab (diterima).

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: (1) Pemimpin yang adil (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka (3) Doa orang yang terzalimi”. (At Tirmidzi dan Ibn Hibban)

Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya doa karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/194)

So… Afdhalnya, pemberian takjil itu tidak hanya dilakukan di pinggir-pinggir jalan, kepada orang-orang yang tidak diketahui puasa atau tidak. Jika puasa ya dapat pahala seperti hadis di atas (pahala kloning dan pahala sedekah), kalau tidak puasa ya hanya dapat pahala sedekah saja.

Afdhal pemberian takjil itu diberikan kepada majlis taklim yang lagi mengadakan pengajian dan masjid-masjid. Itu lebih besar pahalanya.

Coba bayangkan, ketika memberi takjil kepada seorang ustaz, yang lagi berpuasa, berceramah, membaca Al Quran, mengkaji tafsirnya dan mengkhatamkannya. Itu semua pahalanya dikloning atau dikopi untuk orang yang memberi takjil, dan hebatnya, tidak mengurangi sedikit pun pahala yang dimiliki sang ustadz.

Yuk berbagi takjil yang tepat.

Wallahu A’lam

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment