Telenovela sepakbola PD-U20

Telenovela sepakbola PD-U20

agama sepakbola

Suaramuslim.net – Kemarin penulis memberi judul Gonjang-ganjing PD-20 dan Carut-marut Negara. Dan hari ini karena terbukti FIFA akhirnya menghapus PD-20 yang semula Indonesia jadi tuan rumah, diganti negara lain. Entah negara mana. Namun yang pasti itulah telenovela sepakbola PD-U20. Hehehe…. Lucu seru.

Sejak awal penulis sudah menduga bahwa FIFA akan membatalkan Piala Dunia U20 di Indonesia. Hanya, setelah Presiden FIFA Gianni Infantino yang ditemui Erick Tohir di Qatar Rabu malam resmi menyatakan pembatalan itu, barulah penulis bisa menulis sekarang.

Pembatalan FIFA itu sebenarnya bukan hari ini, tetapi sudah beberapa hari lalu. Dan ini sebenarnya tidak terkait dengan penolakan Ganjar, Koster atau PDIP.

FIFA mendapat warning dari Mosad intelijen Israel yang terkenal akurat itu karena terbiasa menjaga negerinya dari kemungkinan serangan negara-negara Arab tetangganya.

Peristiwa Munich tahun 1972 adalah titik tolak intelijen Mosad. Mereka tidak ingin kecolongan lagi karena itu berarti muka mereka seperti ditampar dua kali.

Israel memberi warning ke FIFA dan FIFA – dengan otoritasnya – membatalkan pertandingan di Indonesia, karena jika ada penyerangan terhadap timnas Israel, maka berisiko juga pada timnas dari negara lainnya. Harganya terlalu mahal untuk dibayar.

Lalu kenapa Ganjar, Koster, PDIP harus menolak kalau mereka sudah tahu bahwa FIFA batal sejak jauh hari? Kenapa Presiden Jokowi harus bicara tegas menerima dan Erick Thohir harus terlihat berangkat ke Doha, Qatar untuk melobby FIFA?

Semua itu adalah telenovela alias drama saja. Agar masing-masing pihak tidak kehilangan muka, baik pihak Indonesia, FIFA, maupun Israel juga. Semuanya senang.

Ada kesepakatan bersama supaya semuanya smooth dan tidak ada yang disalahkan. Ada juga drama politik, supaya tidak ada pihak lain atau partai lain yang ingin memanfaatkan situasi ini supaya dapat simpati. Semua menunggangi ombak supaya dapat keuntungan citra.

Kita hanyalah penonton yang senang diberikan tontonan drama telenovela. Saling berdebat, saling mengejek, dan membuat telenovela itu menjadi hiburan yang menyenangkan.

Kita punya tokoh dalam angan masing-masing. Ada yang suka dengan Jokowi. Ada yang jatuh cinta pada Erick. Ada yang memaki Ganjar dan Koster. Ada protagonis, ada antagonis.

Tapi dari itu semua, martabat dan harkat NKRI tetap aman. Pembatalan FIFA adalah harga termurah yang harus kita bayar. Mungkin besok, lusa, minggu depan atau sebulan lagi ada peristiwa telenovela menarik yang harus kita saksikan, kita ributin.

Oh… Indonesiaku, Oh.. UUD45 dan Pancasila Pas Bandrol!!!

Ferry Is Mirza
Wartawan senior
Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan, dapat memberikan hak jawabnya. Redaksi Suara Muslim akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment