Terjemahan Al Quran ke Bahasa Afrika

Terjemahan Al Quran ke Bahasa Afrika

Terjemahan Al Quran ke Bahasa Afrika
Al Quran

Suaramuslim.net – Afrika adalah daratan terluas kedua di dunia. Luas daerahnya 11.677.2340 mil persegi. Penduduknya sekitar 41% adalah Muslim. Islam mulai dipeluk penduduk pada pertengahan abad ke 7 sampai dengan abad ke 10 Masehi.

Mempelajari dan mengajarkan Al Quran merupakan keharusan bagi seorang Muslim. Sekolah-sekolah Al Quran banyak terdapat di Afrika, salah satu di antaranya menjadi sangat penting dan berarti sebagai wadah dalam proses Islamisasi. Di antara lembaga pendidikan itu adalah “school of learning,” di dalamnya termasuk belajar membaca dan menulis naskah bahasa Arab dan mempelajari arti dan pesan-pesan, komentar-komentar, serta artikel atau terjemahan langsung dari Al Quran.

Tentang terjemahan Al Quran di Afrika dapat dicatat beberapa hal penting dari tulisan Mufakhkhar Husein Khan (Dhaka University). Di Afrika pada mulanya menerjemahkan Al Quran selalu mendapat tantangan dari para Ulama. Sementara di Asia Selatan, ulama Benggali berpendapat bahwa menerjemahkan Al Quran merupakan suatu gerak maju.

Di Afrika Tengah Ulama Tatar berpendapat bahwa menerjemahkan Al Quran mendekati penghinaan kepada Tuhan. Ketika Kamal Ataturk ingin mendapatkan terjemahan Al Quran, ulama Al-Azhar di Mesir menyatakan menentang penerjemahan Al Quran. Umumnya negeri-negeri Afrika mengikuti pendapat ulama Al-Azhar tersebut.

Ulama Hausa sangat keras menentang penerjemahan Al Quran, J. Spencer Trimingham (penulis A-History of Islam in West Africa) mencatat bahwa ketika penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Hausa disetujui, sangat mengejutkan mereka. Menurut mereka hal tersebut akan melenyapkan berkah Allah (blessing power).

Jauh sebelum terjemahan Al Quran diterima oleh sebagian besar kaum Muslimin di Afrika, para missionaris Nasrani, telah mengambil inisiatif untuk menerjemahkan Al Quran ke dalam beberapa bahasa Afrika.

Mereka membawa terjemahan Al Quran di samping tugas utamanya membagi-bagikan lembaran-lembaran risalah dan terjemahan Bible dalam bahasa daerah sederhana. Untuk menunjukkan kelebihan Nasrani mereka juga menerbitkan judul-judul yang bermaterikan Islam, yang dalam hubungan ini dimaksudkan menunjukkan bahwa terjemahan Al Quran mengandung pengertian yang banyak, sehingga penduduk dapat membandingkan antara Al Quran dengan pesan-pesan yang terdapat dalam Bible.

Para missionaris di Nigeria umpamanya mulai penerjemahan Kitab Suci Al Quran ke dalam bahasa Yoruba di awal abad ini. Yoruba adalah salah satu bahasa yang luas pengaruhnya dan digunakan lebih dari 16 juta penduduk di Nigeria bagian selatan. Hampir separuh dari suku Yoruba adalah Muslim.

Pergaulan di antara Muslim dan Nasrani menjadi salah satu kemudahan bagi para missionaris untuk mencapai tujuan mereka. Untuk menunjukkan bahwa kegiatan mereka bukan hanya bagi kepentingan Nasrani, maka mereka juga mengadakan kegiatan penerjemahan Al Quran. Terjemahan yang penting artinya adalah terjemahan Kitab Suci Al Quran ke dalam bahasa Yoruba oleh M.S. Cole.

Sebagai usaha kedua dalam menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Yoruba ialah menggabungkan diri dengan Ahmadiyah yang salah satu kegiatannya menerjemahkan Al Quran. Ahmadiyah melakukan kegiatan di Nigeria sejak tahun 1916 dan sangat cepat mendapat pengikut.

Setelah lebih kurang 7 tahun (pada tahun 1976) panitia menerbitkan cetakan pertama dengan penerbit University Press Ibadah. Pada penerbitan kedua (pada tahun 1978) telah dicetak sebanyak 5000 eks di Hongkong dengan beberapa koreksi, modifikasi, dan pengembangan.

Ulama Yoruba mulai menerjemahkan Al Quran, saran dan usul untuk menerjemahkan Al Quran itu juga datang dari Tuan Ahmadu Bello, mantan Perdana Menteri Nigeria Utara. Persatuan Muslim Nigeria di Lagos ikut bergabung dalam tugas tersebut. Tugas penerjemahan ini dilaksanakan oleh suatu panitia yang terbentuk pada bulan Desember 1962.

Tugas ini berhasil diselesaikan dan mendapat rekomendasi pada bulan Januari 1973. Terjemahan tersebut dicetak oleh Dar Al-Arabiyah Beirut yang disebarkan di Maiduguri (25.000 Eks), di antaranya dicetak dengan biaya dari Raja Arab Saudi. Cetakan kedua diterbitkan dalam tahun 1977.

Artikel ini disadur dari Al Quran dan Terjemah Departemen Agama RI tahun 1992 cetakan Semarang.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment