JAKARTA (Suaramuslim.net) – Majelis Ulama Indonesia mengingatkan agar masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi kasus teror bom di kota Surabaya. Terutama sekali jika sikap tersebut diutarakan di media sosial. Padahal menurut MUI media sosial sangat rentan dengan berita-berita bohong atau hoax.
“Jangan digunakan ke yang lain, yang hoax. Misalnya isu akhir-akhir ini di Surabaya sedang bersedih, tapi di media sosial dikatakan ada rekayasa. Dan MUI mengimbau agar isu seperti itu tidak dilakukan” ujar Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI Masduki Baidlowi, Selasa (15/5) di kantor MUI, Jakarta Pusat.
MUI sendiri mengaku sudah sangat sering mengimbau dan mengajak agar media sosial tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif. Bahkan fatwa MUI tentang media sosial lahir dari kegelisahan semacam ini, yakni tersebarnya berita-berita hoax dan saling fitnah.
Hal ini penting dilakukan, karena menurut MUI masyarakat Indonesia sebanyak 50 persennya telah menggunakan media sosial terutama dari kalangan milenial.
“Medsos, sebagaimana kita ketahui yang aktif sekitar 150 juta, artinya sudah lebih dari 50 persen masyarakat aktif di media sosial. Yang banyak aktif kalangan milenial. Ini menjadi salah satu fokus agar ketika aktif di medsos digunakan untuk hal yang positif” kata Masduki
MUI juga mengimbau agar ketika memasuki bulan suci Ramadhan ini semua pihak menahan diri untuk tidak saling fitnah dan menyebarkan berita hoax di media sosial. Menurut MUI Hal ini penting dilakukan agar bulan suci ramadhan menjadi bulan aman dan damai sebagaimana semangat dari agama Islam itu sendiri.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir