Suaramuslim.net – Meskipun tahun pelajaran belum usai, namun beberapa sekolah telah mulai menebar jejaring untuk menggaet siswa baru. Terutama sekolah swasta. Sekolah swasta memiliki pertimbangan sendiri untuk membuka pendaftaran siswa baru.
Sekolah swasta membuka pendaftaran lebih awal daripada sekolah negeri. Hal ini dilakukan karena mengharapkan kualitas siswa yang masuk pada tahun berikutnya sesuai harapan. Sebab jika bebarengan dengan sekolah negeri maka yang masuk ke sekolah mereka hanya “sisa” belaka. Artinya siswa terbanyak yang masuk ke sekolah mereka adalah siswa yang tidak diterima di sekolah negeri atau swasta favorit. Imbasnya, pada tahun berikutnya roda pembelajaran pasti berlangsung seret, karena siswa baru yang mereka terima tak masuk dalam kategori unggul.
Dengan makin menjamurnya sekolah di berbagai daerah, orangtua kini tak perlu pusing untuk memilih sekolah bagi buah hatinya. Jangankan di kota-kota besar, di daerah-daerah pun kini banyak berdiri sekolah-sekolah swasta. Sekolah tersebut melengkapi sekolah negeri yang biasanya telah tersedia di tempat tersebut. Karena itu, masalah jarak antara rumah dan sekolah kini tak lagi menjadi masalah utama bagi orangtua untuk menyekolahkan anaknya.
Dari sisi karakteristik sekolah pun kini sudah bermacam-macam. Tergantung kepada minat orangtua. Ada sekolah reguler yang menyelenggarakan pembelajarannya pada siang hari saja, dan ada juga yang boarding school. Yaitu model pendidikan yang mengharuskan siswanya untuk tinggal di asrama. Dalam pendidikan salaf, hampir mirip dengan pondok pesantren. Namun sebutan boarding school telah menjadi sebutan tren masa kini. Ada sekolah yang berbasis agama, ada pula sekolah umum.
Selain itu, dengan banyaknya pilihan sekolah tidak lantas membuat orantua menjadi mudah menentukan pilihan. Tetap saja orangtua harus berhati-hati dalam menitipkan pendidikan buah hatinya. Karena disadari, dalam hal ini masa depan buah hati sangatlah dipertaruhkan. Anak yang tidak boleh salah mendidiknya. Karena anak adalah investasi orangtua dunia akhirat.
Berkaitan dengan kesulitan tersebut, sebenarnya terdapat cara yang amat efektif bagi orangtua untuk menentukan pilihan yang tepat untuk buah hatinya. Yaitu dengan cara mengenali sekolah yang akan dituju tersebut. Karena dengan mengenali sekolah tersebutlah maka orangtua akan bisa memutuskan apakah sekolah tersebut sesuai untuk anaknya atau tidak. Lalu, bagaimana cara mengenalinya? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan,
Pertama mendatangi sekolah tersebut dengan tujuan meminta informasi secara langsung. Di setiap sekolah biasanya terdapat bagian yang bertugas untuk menangani permintaan informasi seperti ini. Hal ini bisa ditangani oleh tim humas atau bagian kesiswaan sekolah.
Orangtua dapat meminta informasi tentang visi misi, pelajaran umum, muatan lokal, juga kegiatan ekstrakurikuler. Bahkan, jika memungkinkan calon wali murid dapat melihat-melihat sekilas proses pembelajaran di kelas. Mungkin tidak semua sekolah mengizinkan wali murid untuk mengintip pembelajaran di kelas. Namun ada juga sekolah yang dengan senang hati mengantarkan calon wali murid untuk melihat sekilas.
Sesungguhnya kesempatan untuk berinteraksi dengan sekolah yang dituju merupakan kesempatan emas bagi orangtua untuk memberikan penilaian terhadap kualitas sekolah tersebut. Selain fokus pada masalah yang terkait dengan visi misi dan materi pembelajaran, orangtua juga dapat melihat langsung fasilitas yang ada di sekolah tersebut. Dan satu lagi yang terpenting adalah, orangtua dapat menilai budaya sekolah yang berkembang di sekolah tersebut.
Budaya sekolah yang dimaksud adalah iklim yang terbentuk dalam aspek sosial dan akademis. Dalam aspek sosial, orangtua dapat mengamati interaksi antara seluruh masyarakat sekolah: antara guru dan guru, guru dan siswa, dan antara siswa dan siswa. Interaksi yang positif adalah interaksi yang saling menghargai, menghormati, dan kasih sayang. Hal tersebut dapat tercermin dari tutur kata dan perilaku guru dan siswa. Guru yang responsif, menghargai, dan menghormati siswa akan memerlakukan siswa layaknya anaknya sendiri. Mereka tidak memperlakukan siswa laksana anak buah atau objek pembelajaran. Namun berlandaskan kesetaraan.
Sedangkan yang terkait dengan aspek akademis adalah sikap siswa terhadap ilmu. Seperti budaya membaca, kedisiplinan saat belajar, dan antusiasme belajar. Budaya membaca merupakan salah satu aspek yang tidak boleh luput dari perhatian orangtua. Karena bagi anak yang memiliki kebiasaan membaca yang baik akan memiliki kesempatan untuk meluaskan cakrawala ilmu pengetahuannya lebih daripada siswa lainnya. Karena ia tak hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar. Ia juga tak membatasi dirinya untuk hanya belajar berdasarkan jadwal pelajaran harian semata. Namun dia memenggunakan waktu secara efektif untuk membaca buku yang lain.
Oleh karena itu, poin yang boleh luput dari perhatian orangtua adalah kondisi perpustakaan. Hal penting yang terkait dengannya adalah koleksi buku, sirkulasi buku baru, juga jumlah peminjaman buku tiap harinya. Dari ketiga hal tersebut, orangtua dapat menarik kesimpulan tentang budaya membaca di sekolah tersebut.
Langkah kedua, adalah mencari informasi dari wali murid dan siswa di sekolah tersebut. Pada era informasi seperti ini, hampir tidak ada informasi yang dapat disembunyikan. Apalagi kepada pihak yang telah berinteraksi lama dengan instansi tersebut. Demikian pula dengan keberadaan wali murid di sekolah tersebut. Tentu wali murid telah merekam kesan-kesan mereka selama menyekolahkan buah hati mereka di sana. Kesan tentang kurikulumnya, tentang gurunya, juga tentang hal lain yang pasti amat beragam. Dari mereka orangtua dapat mengkomparasikan antara informasi dan hasil pengamatan yang ia peroleh dengan informasi dari wali murid.
Dan langkah ketiga adalah memperhatikan kualitas lulusannya. Langkah yang ketiga ini juga tidak kalah pentingnya. Karena lulusan merupakan hasil dari proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Mereka yang lulus SMP dan SMA, adalah hasil dari proses pembelajaran selama tiga tahun. Sedangkan anak yang lulus SD, adalah produk dari proses pembelajaran selama enam tahun. Dengan memperhatikan hasil nyata kualitas lulusan sekolah tersebut, orangtua dapat menilai apakah sekolah tersebut berkualitas atau tidak.
Orangtua dapat memberikan penilaian, apakah program pembelajaran yang dijalankan oleh sekolah telah mampu menjadikan lulusannya bermutu seperti standar kualitas lulusan yang diharapkan. Biasanya, secara akademik sekolah memiliki target untuk dapat memuluskan siswa yang memiliki kelayakan untuk melanjutkan di sekolah favorit pada jenjang berikutnya. Misalnya, sekolah SD memiliki target untuk meluluskan siswa yang layak diterima di SMP favorit tujuannya. Demikian pula jenjang lainnya. Selain memiliki kualifikasi lulusan yang mumpuni, sekolah biasanya juga memiliki target-target tambahan untuk melengkapi keunggulan lulusannya. Misalnya, lulusan SD hafal juz amma, rutin tilawah harian, dan khusyuk shalat. Hal-hal tersebut dapat mejadi pertimbangan untuk memilih atau mengabaikan sekolah tersebut.
Demikianlah tiga langkah yang dapat digunakan para calon wali murid untuk mengenal lebih dekat sekolah yang dituju si buah hati. Dan akhirnya akan memudahkan mereka untuk memilih sekolah sesuai dengan harapan keluarga mereka. Dan biasanya, orangtua akan menjatuhkan pilihan pada sekolah yang sesuai dengan visi misi keluarga.
Oleh: Mohammad Efendi, S.S.
Editor: Oki Aryono
*Pendidik di YLPI Al Hikmah Surabaya