Tiongkok Disebut Retas Perusahaan Telekomunikasi Asia untuk Memata-matai Uighur

Tiongkok Disebut Retas Perusahaan Telekomunikasi Asia untuk Memata-matai Uighur

Tiongkok Disebut Retas Perusahaan Telekomunikasi Asia untuk Memata-matai Uighur
Presiden Tiongkok Xi Jinping (Foto: Irishtimes)

LONDON (Suaramuslim.net) – Peretas yang bekerja untuk pemerintah Tiongkok telah membobol jaringan telekomunikasi untuk melacak para pelancong Uighur di Asia Tengah dan Tenggara, kata dua pejabat intelijen dan dua konsultan keamanan yang menyelidiki serangan itu kepada Reuters.

“Peretasan itu adalah bagian dari kampanye spionase dunia maya yang lebih luas yang menargetkan individu bernilai tinggi seperti diplomat dan personel militer asing,” kata sumber itu.

Bahkan Tiongkok juga memprioritaskan pelacakan pergerakan etnis Uighur, kelompok minoritas yang sebagian besar Muslim dianggap sebagai ancaman keamanan oleh Beijing.

Tiongkok menghadapi kritik internasional yang berkembang atas perlakuannya terhadap Uighur di Xinjiang. Kelompok itu telah menjadi sasaran penahanan massal pada apa yang disebut Tiongkok sebagai pusat “pelatihan kejuruan” dan pengawasan negara yang meluas.

Dugaan serangan dunia maya Beijing terhadap warga Uighur menunjukkan bagaimana ia dapat mengejar kebijakan-kebijakan itu di luar batas fisiknya.

Sebagai bagian dari kampanye, berbagai kelompok peretas Tiongkok telah mengkompromikan operator telekomunikasi di negara-negara termasuk Turki, Kazakhstan, India, Thailand dan Malaysia.

Negara-negara itu sering digunakan sebagai rute transit oleh Uighur untuk melakukan perjalanan antara Xinjiang dan Turki seperti yang disebut aktivis hak asasi manusia sebagai upaya untuk menghindari penganiayaan negara.

Beijing telah mengatakan bahwa para pengelana semacam itu mungkin akan berperang untuk kelompok-kelompok militan di Irak dan Suriah. Para pejabat Tiongkok mengatakan bahwa langkah-langkah di Xinjiang diperlukan untuk membendung ancaman ekstremisme Islam.

Tiongkok telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan dunia maya atau penganiayaan terhadap orang-orang Uighur, yang hak-hak agama dan budayanya dikatakan dilindungi sepenuhnya.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan tuduhan peretasan perlu didukung oleh bukti.

“Kami sekali lagi ingin menekankan bahwa Tiongkok adalah pengamanan keamanan internet yang tegas. Kami secara konsisten dan tegas menentang dan menindak segala bentuk serangan internet, ” kata sebuah pernyataan kementerian seperti yang dilansir Reuters, Kamis (5/9).

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment