Suaramuslim.net – Penghasilan sebesar apapun tidak akan pernah cukup memenuhi kebutuhan, jika kita tidak pernah puas dan pandai mengatur keuangan pribadi. Orang-orang yang beruntung secara finansial pun akan mengalami masalah finansial jika tidak dapat mengelola keuangan pribadi dengan baik. Sejatinya, mengatur keuangan pribadi merupakan kunci utama dalam menggapai kesuksesan finansial. Apalagi dengan semakin meningkatnya biaya hidup menuntut kita untuk lebih cerdas dalam mengatur keuangan agar tidak terperangkap dalam utang. Jika kita belum atau telah berkeluarga, mari biasakan diri dari sekarang untuk mengatur keuangan lebih baik yang mana akan banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Mungkin kita sudah mencoba berbagai macam cara mengelola penghasilan, namun karena tingginya kebutuhan hidup, perhitungan kita selalu saja meleset. Jika kondisi ini yang sering kita alami, maka tidak perlu bingung lagi. Ada satu cara mengelola penghasilan dengan prinsip 10-20-30-40 atau prinsip 50-20-30. Angka-angka ini menunjukkan berapa persen dari penghasilan yang harus dialokasikan pada hal-hal tertentu.
Misalnya, jika kita memilih menggunakan prinsip 10-20-30-40, maka kita bisa mengalokasikan penghasilan kita pada beberapa hal, yaitu 10% untuk sedekah, 20% untuk masa depan, 30% untuk cicilan, dan 40% untuk kebutuhan hidup. Namun, jika kita lebih memilih prinsip 50-20-30, maka penghasilan kita bisa dialokasikan untuk kebutuhan hidup 50%, masa depan 20% dan 30% untuk keinginan pribadi. Lalu, kebutuhan seperti apa yang bisa dikelola menggunakan prinsip 10-20-30-40?
Berikut cara mengelola keuangan dengan Prinsip 10-20-30-40
10% untuk Sedekah
Penggunaan penghasilan untuk sedekah merupakan salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap rezeki yang dilimpahkan Allah kepada kita. Sedekah itu bisa digunakan untuk keperluan sosial kemanusiaan dan keagamaan. kita juga bisa memberikan donasi pada korban bencana alam yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia, atau berdonasi untuk tempat ibadah.
Bagi sebagian besar orang, dana untuk sedekah ini cukup penting, sehingga sebaiknya harus tetap ada walaupun jumlahnya tidak mencapai 10% dari penghasilan kita. Tentunya, jika penghasilan kita masih terhitung kecil, maka jumlah 10% ini fleksibel kok dan masih bisa dikurangi.
20% untuk Masa Depan
Siapa yang tidak ingin memiliki masa depan cerah dan jauh dari lilitan utang? Untuk itu, mari kita rajin menabung atau berinvestasi.
Nah, tabungan yang dimaksud masa depan meliputi dana darurat termasuk dana ketika kita sakit atau ketika anggota keluarga lain sakit, dana pendidikan anak, dana ketika pensiun, hingga dana untuk rumah bagi yang belum memiliki. Untuk itu, cara mengelola penghasilan sebagai bekal masa depan ini bisa dilakukan dengan cara menabung, melakukan deposito, mengambil berbagai asuransi, hingga menggunakan reksa dana. Yang paling penting dalam hal ini adalah, kita memahami setiap investasi tetap mengandung risiko. Sehingga pahami dulu dengan baik hak dan kewajiban kita sebelum berinvestasi pada satu produk.
30% untuk Cicilan
Meningkatnya kebutuhan hidup tentu membuat kita memiliki cicilan. Namun, usahakan cicilan yang kita miliki sifatnya adalah cicilan untuk kebutuhan produktif seperti kendaraan atau rumah. Jangan sampai cicilan di sini berupa barang yang sifatnya konsumtif seperti gadget mahal, pakaian atau cicilan yang hanya digunakan untuk jalan-jalan. Sebaiknya jika memang penghasilan kita terbilang kecil, maka cukup menggunakan barang yang sesuai dengan kebutuhan.
40% untuk Kebutuhan
Cara mengelola penghasilan selanjutnya adalah dengan menggunakan 40% dari penghasilan kita untuk kebutuhan hidup, seperti biaya makan sehari-hari, transportasi, berbagai macam tagihan rumah tangga, pemenuhan hobi, belanja pakaian, hingga rekreasi dan lain sebagainya. Usahakan maksimal jumlah 40% ini digunakan sebagai kebutuhan pokok hingga gaya hidup.
Lalu, bagaimana jika kita lebih memilih cara mengelola penghasilan dengan menggunakan prinsip 50-20-30? Dana apa saja yang harus kita alokasikan pada masing-masing persentase?
Berikut cara mengelola keuangan dengan Prinsip 50-20-30
50% untuk Kebutuhan Hidup
Jika kita lebih memilih menggunakan prinsip 50-20-30, maka alokasikan 50% dari penghasilan kita untuk kebutuhan hidup seperti kebutuhan makan tiap hari, kebutuhan rumah tangga, biaya transportasi, hingga tagihan rumah tangga seperti listrik, air, internet, gas dan lain sebagainya.
20% untuk Masa Depan
Cara mengelola penghasilan menggunakan prinsip 50-20-30 berikutnya adalah dengan mengalokasikan 20% dari penghasilan kita untuk masa depan. Dalam hal ini kita bisa menggunakan 20% dari penghasilan untuk berinvestasi sesuai dengan keinginan kita. Investasi di sini meliputi biaya asuransi jiwa, dana pendidikan anak dan lainnya.
30% untuk Keinginan Pribadi
Setelah mengalokasikan 50% dan 20% dari penghasilan kita untuk kebutuhan hidup dan masa depan, saatnya alokasikan 30% dari penghasilan kita untuk keinginan pribadi. Keinginan pribadi ini bisa meliputi biaya untuk gaya hidup termasuk pakaian dan aksesoris. Kebutuhan hidup setiap orang tentu berbeda, termasuk mengenai kebutuhan pokoknya. Bukan berarti kebutuhan pokok satu orang sama dengan orang lainnya. Misalnya kebutuhan akan gadget. Jika kita termasuk pekerja yang selalu menggunakan gadget untuk urusan pekerjaan, maka gadget tentu bisa dimasukkan dalam kebutuhan pokok.
Penting untuk diperhatikan:
Mengelola penghasilan dengan cara mudah dan tepat menggunakan prinsip perhitungan keuangan. Gunakan prinsip perhitungan keuangan yang sesuai dengan penghasilan dan kebutuhan hidup. Jangan terlalu memaksa mengalokasikan dana pada hal tertentu jika memang belum mampu. Alokasikan penghasilan pada hal yang penting seperti untuk kebutuhan hidup, masa depan, keinginan pribadi dan kebaikan. Yang paling penting di sini adalah antara penghasilan dan pengeluaran harus seimbang. Artinya, pengeluaran tidak boleh melebihi penghasilan, harus ada dana simpanan untuk kebutuhan mendesak, dan sisihkan sebagian untuk bekal di masa depan.