Suaramuslim.net – Kuliner merupakan kata yang diadopsi dari istilah dalam bahasa Inggris, Culinary. Dalam Britannica, didapatkan pengertian tentang kuliner sebagai berikut: ”The word culinary derives from the latin word culina, meaning kitchen. It is commonly used as reference to things related to cooking or the culinary profession. The culinary profession is cooking or preparing food as a profession, i.e. chefs, restaurant management, dieticians, nutritionists, etc”.
Sementara menurut kamus Inggris Indonesia John M. Echols (1993:159), Culinary diartikan sebagai yang berhubungan dengan dapur atau masakan. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa secara harfiah, kuliner adalah dapur yang biasa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan memasak atau profesi kuliner.
Profesi kuliner sendiri dapat diartikan sebagai profesi untuk memasak atau mempersiapkan makanan, seperti koki, manajer restoran, ahli penata diet, ahli gizi, dan sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan wisata kuliner itu adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati makanan atau minuman.
Daya tarik utama dari wisata kuliner adalah produk makanan. Produk makanan adalah hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap dihidangkan melalui kegiatan memasak. Karakteristik fisik dari produk makanan dan minuman antara lain kualitas, penyajian, susunan menu, porsi makanan, siklus hidup produk, dekorasi ruang maupun pengaturan meja. Sebagian makanan dan minuman disajikan dan disediakan di restoran, yaitu suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makanan maupun minuman.
Selain restoran, tempat penjualan makanan dan minuman yang banyak berdiri adalah warung makan, yaitu tempat penjualan makanan pokok dalam skala lebih kecil dan lebih sederhana daripada restoran, dan toko atau pusat jajanan yaitu tempat yang secara khusus hanya menjual makanan kudapan yang sebagian besar berupa makanan kering.
Salah satu jenis wisata yang sekarang sedang mengalami perkembangan pesat adalah wisata kuliner. Tren wisatawan sekarang yang datang ke suatu daerah wisata adalah untuk mencari atau berburu makanan khas daerah tersebut, sehingga tren ini menjadi peluang besar bagi Indonesia yang kaya akan makanan dengan rasa rempah-rempahnya.
Para wisatawan ini tidak segan-segan membayar mahal untuk menikmati suatu hidangan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah terjadi, masyarakat makan tidak hanya untuk mengenyangkan perut saja, tetapi juga mencari suasana dan pelayanan yang prima sebagai bagian dari sajian makanan yang telah dipesan. Banyak wisatawan, domestik atau mancanegara, yang menyempatkan waktu untuk berburu makanan dan minuman khas daerah yang ada, di sela-sela kegiatannya berwisata.
Oleh karena itu, perlu dicari solusi kreatif agar potensi wisata kuliner di Indonesia dapat dioptimalkan, terutama setelah era perdagangan bebas MEA telah diterapkan, maka potensi wisata kuliner yang ada di Indonesia sudah harus mampu memperlihatkan keunggulan kompetitif dan diferensiasi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.
Perencanaan dan pengelolaan wisata kuliner yang kreatif, inovatif, dan atraktif, akan membuat usaha kuliner di dalam negeri tetap eksis dan mampu menjadi “tuan rumah” di negeri sendiri, tanpa takut akan adanya ancaman dari negara-negara yang terlibat di dalam MEA.
Wisata Kuliner Indonesia
Indonesia memiliki ragam makanan tradisional, tiap daerah memiliki makanan khasnya masing-masing. Berbeda pulau saja makanan khasnya beragam apalagi yang satu pulau pasti memiliki aneka ragam makanan khas. Makanan Indonesia dapat dijumpai di beberapa tempat seperti di tenda, lesehan, dan dipinggir jalan.
Banyak orang yang memilih jajanan kaki lima, di tempat tersebut selain harganya terjangkau rasanya juga sangat enak. Akan tetapi wisata kuliner di Indonesia masih ada kelemahannya salah satunya yaitu dari segi kebersihannya, agar lebih terjamin kesehatannya.