Umat Islam Perlu Sosok yang Berwawasan Islam Sekaligus Plural

Umat Islam Perlu Sosok yang Berwawasan Islam Sekaligus Plural

Umat Islam Perlu Sosok yang Berwawasan Islam Sekaligus Plural
Massa FPI unjuk rasa di depan kantor Facebook Indonesia di jalan Gatot Subroto, Jakarta (Foto: Suaramuslim.net)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Munculnya gerakan 212, 411 hingga Ijtima’ Ulama dianggap sebagai reaksi atas tidak terakomodirnya aspirasi umat Islam dalam proses perjalanan politik nasional di Indonesia. Hal ini diakui oleh guru besar politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Din Syamsudin yang juga merupakan wakil ketua dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Din mengatakan jika aspirasi umat Islam tidak terakomodir oleh penguasa saat ini maka akan timbul pergolakan-pergolakan sebagai respon atas pengeyampingan aspirasi itu.

Pada sisi yang lain, menurut mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini, umat Islam perlu memiliki tokoh yang kuat secara keislaman namun juga berwawasan pulral. Hal itu menurutnya sangat penting agar juga mampu diterima oleh kelompok-kelompok di luar Islam.

“namun perlu ada dari kalangan Islam yang berwawasan plural bukan pluralisme, berwawasan kemajemukan yang diterima juga oleh kelompok agama – agama lain dan paling penting bisa mengayomi semua agama.” Papar Din Syamsudin, Senin (13/8) di Jakarta.

Din beralasan bahwa pemimpin nasional tidak hanya dimiliki oleh sebagian kelompok tetapi harus menjadi pemimpin bagi semua pihak, baik kalangan Islam maupun di luar Islam.

“Dan yang paling penting bisa mengayomi seluruh umat beragama, dia muslim dengan memiliki islamic cridenciality yang tinggi tetapi dia milik semua umat beragama dan sejatinya pemimpin nasional itu ketika dia tampil dia harus menjadi milik orang banyak” tambah Din.

Namun menurut Din selama ini kepemimpinan nasional tidak mencermikan hal yang demikian. Ia mengkritik kepmemimpinan nasional yang hadir hanya untuk kelompok dan kalangannnya sendiri.

“Kelemahan kita selama ini sering yang tampil milik kelompoknya sendiri, kalangannya sendiri dan kadangkala berbuat juga untuk kelompoknya sendiri sementara rakyat pemilu banyak, apalagi hasil perolehannya tipis, 49 persen 51 persen menangkan 51 persen tetapi yang 49 inikan besar dan itu harua diayomi oleh negara ” pungkas Din Syamsudin.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Teguh Imami

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment