Suaramuslim.net – Sistem sosial adalah suatu hubungan antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok yang saling berinterdependensi. Sedangkan, multikulturalisme menurut terminologinya adalah suatu nilai atau budaya yang memiliki keragaman tersendiri.
Dalam sistem budaya, masyarakat memiliki kesempatan berevolusi melalui perubahan sosial secara berkesinambungan. Dalam istilah lain, rentetan sejarah yang panjang berhasil membuahkan suatu tatanan kolektif yang bisa menghasilkan suatu integrasi (persatuan) di tingkat yang lebih tinggi dan lebih erat.
Dalam sejarahnya, nasionalisme Indonesia berakar dari tekad yang menekankan cita-cita luhur serta pengakuan terhadap perbedaan-perbedaan sebagai pengikat dan pemersatu bangsa.
Di negara kita keterikatan (persatuan) itu sangat dapat dilihat dengan mata telanjang. Yakni, melalui Bhineka Tunggal Ika yang mempunyai makna berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Adalah suatu iktikad yang menekankan cita-cita akan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sebagai simbol dan perwujudan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Surabaya. Dalam masyarakat majemuk di kota Surabaya bisa memiliki rasa persatuan dan gotong-royong yang sangat solid dan teratur.
Multikulturalisme masyarakat Surabaya lebih menekankan pada sistem kepercayaan dan saling ketergantungan. Dengan adanya beragam kebudayaan yang mengisi kota Surabaya. Berdampak pada keberagaman corak kebudayaan masyarakat. Apalagi, Surabaya diakui sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang mempunyai corak buadaya mengagumkan, merupakan perpaduan khas antara kebudayaan Jawa timuran dan Madura.
Keberagaman Menjadi Pemersatu Masyarakat
Lantas, tugas para intelektual dan budayawan adalah meningkatkan multikulturalisme kota Surabaya agar mencapai taraf yang dapat membanggakan masyarakat kita. Yang menarik, keberagaman kebudayaan Surabaya justru menjadi pemersatu kemajemukan masyarakat kota ini.
Berbeda dengan kebudayaan yang lainnya misalnya Yogyakarta. Dalam kebudayaan Yogyakarta masih mengandalkan satu unsur budaya sebagai pemersatu masyarakatnya yakni kebudayaan Jawa Mataraman.
Dalam topik diskusi di sebuah media pernah disebutkan bahwa kebudayaan Surabaya adalah kebudayaan multikultural dalam arti yang sebenarnya. Dalam hal kebudayaan, masyarakat Surabaya lebih kompleks daripada masyarakat lain. Hal ini karena masyarakat Surabaya memiliki sifat dan karakter terbuka akan perubahan yang ada. Sebagaimana yang sering terlihat dalam sejarah perkembangan kota Surabaya yang selalu mengalami kompleksitas dalam kebudayaannya.
Dalam pemikiran budayawan Emha Ainun Najib, masyarakat Surabaya memiliki multikulturalisme yang sangat menarik. Hal ini didasarkan pada sistematika kebudayaan yang dimiliki. Kita dapat mengambil contoh dari beragamnya aneka kuliner Surabaya yang merupakan kekayaan yang mendukung perkembangan masyarakat.
Perkembangan dan perubahan masyarakat ini diharapkan membawa perkembangan pola pikir masyarakat yang lebih menghargai keberagaman.
Sinergi Pemerintah-Masyarakat Menjaga Mulikulturalisme
Berdasarkan hasil pengamatan di gedung Balai Budaya Cak Durasim, kebudayaan masyarakat Surabaya sangat beragam. Namun, yang perlu ditekankan dari semua keberlimpahruahan kebudayaan tersebut adalah adanya upaya penguatan toleransi dan multikulturalisme.
Salah seorang budayawan ludruk asli Surabaya mengatakan dalam menjaga kebudayaan Surabaya agar tetap dihargai dan dipandang memiliki nilai estetika yang tinggi di mata masyarakat dunia adalah dengan adanya kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat dalam memproklamirkan khasanah kebudayaan masyarakat Surabaya yang bernilai estetika tinggi.
Kontributor: Gratia Artha
Editor: Muhammad Nashir
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net