Usia Berapa sih! Idealnya Anak Mulai Membaca

Usia Berapa sih! Idealnya Anak Mulai Membaca

Usia Berapa sih! Idealnya Anak Mulai Membaca
Ilustrasi balita membaca buku bergambar.

Suaramuslim.net – Di era yang semakin kompetitif, tidak sedikit orang tua mendorong anak belajar membaca dengan beragam cara. Membaca adalah salah satu keterampilan hidup yang sering kita gunakan untuk mengukur kemajuan pendidikan anak-anak kita. Anda mungkin mendengar pertanyaan “Apakah dia sudah bisa membaca?”, sama seringnya dengan pertanyaan “Apakah dia sudah bisa jalan?” ketika bayi Anda mulai bertambah besar.

Beberapa pendidik percaya bahwa ada usia khusus di mana anak-anak harus mulai membaca. Tetapi, ada juga yang merasa anak-anak memiliki waktu yang berbeda untuk belajar keterampilan yang berbeda pula, termasuk membaca. Melihat gambar adalah bentuk membaca yang paling sederhana. Balita usia 3-5 tahun diharapkan sudah memiliki ketertarikan untuk “membaca” gambar, simbol, dan logo yang ada di sekitarnya.

Untuk itu salah satunya anak membutuhkan exposure yang tinggi pada buku bergambar. Pada usia 4-6 tahun balita baru mulai diharapkan mampu membaca gambar, simbol, dan logo. Misalnya melihat gambar Colonel Anderson ia membaca “Kentucky” atau melihat logo Carrefour ia sudah bisa mengenalinya. Membaca dengan pola diharapkan mulai dikuasai balita pada usia 5-7 tahun.

Kapan sebaiknya anak belajar membaca?

Para ahli rupanya memiliki pendapat berbeda mengenai waktu ideal anak belajar membaca di masa tumbuh kembangnya. Bev Brenna seorang profesor pendidikan literasi dari University of Saskatchewan, Kanada menyebutkan, baginya tidak ada usia spesifik kapan anak harus mulai belajar membaca. “Otak kita tidak secara alami terprogram otomatis untuk membaca, berbeda dari mendengar dan berbicara,” paparnya.

Hal ini ditampik oleh Carol Leroy, direktur Pusat Membaca dan Bahasa dari University of Alberta, Kanada yang menuturkan bahwa usia ideal anak untuk belajar membaca yakni saat anak berusia sekitar 6 tahun.

Menurutnya kesadaran literasi merupakan proses yang gradual yang dimulai sejak bayi masih bermain dan dibacakan dongeng oleh orang tuanya. Kebiasaan tersebut lalu akan menuntun anak untuk bisa membaca mandiri. “Anak belum bisa membaca akan sulit untuk berpartisipasi karena mereka belum mengerti mekanisme dasar sehingga tidak mengerti apa yang dilakukan anak lain seusianya. Anak yang terlambat belajar membaca di sekolah dapat mengurangi kepercayaan dirinya,” ungkap Leroy.

Pendapat lain juga diutarakan oleh Susan R. Johnson, dokter dan pakar perkembangan anak yang merekomendasikan agar membaca sebaiknya diajarkan kala anak sudah siap secara fisik dan neurologis. Dengan kata lain, perkembangan saraf otak sudah matang untuk menerima materi belajar membaca. Hal ini umumnya terjadi saat anak berusia 7 tahun.

Sedangkan menurut Dr Chris Mccormick Ketua Dewan Penasihat Akademik EF English First. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah untuk menanamkan rasa cinta membaca. Membaca untuk anak dan juga membaca bersama dengan anak. Bukan dengan memaksa anak Anda untuk membaca.

Anak-anak yang memiliki keterampilan secara natural, akan meminta untuk belajar lebih banyak. Sementara anak-anak yang belum siap tetap akan mendapat keuntungan dari buku yang dibaca bersama-sama, yang nantinya akan membuat proses membaca lebih mudah ketika saatnya tiba.

Tapi, pada usia berapa seharusnya anak sudah dapat membaca sendiri? Ini tergantung pada sekolah si anak. Fase membaca yang paling penting adalah antara usia 5-9 tahun. Jawaban atas pertanyaan usia berapa yang ‘normal’ untuk membaca tergantung pada sekolah dan perilaku mereka terhadap membaca.

Pada akhirnya semua anak pasti bisa membaca, hanya waktunya yang mungkin berbeda-beda. Karena perkembangan tiap anak berbeda. Ada yang bisa membaca pada usia 4 tahun atau baru ketika usia 7 tahun. Jadi jangan khawatir bila anak lain sudah menguasai keterampilan tertentu sementara balita Anda belum. Lihat kisaran usianya saja. Jangan memaksa belajar membaca terlalu dini!

Apabila dipaksakan untuk membaca pada saat belum siap, anak akan memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dan muncul penolakan. Namun, saran ini tidak berlaku untuk anak-anak yang memang memiliki ketertarikan dalam membaca yang sangat tinggi.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment