Wahyu, Tukang Pijat yang Berharap Pahala Besar di Reuni 212

Wahyu, Tukang Pijat yang Berharap Pahala Besar di Reuni 212

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Wahyu Pujinanto tampak ramah melayani para peserta aksi reuni 212 pada Ahad pagi, (2/12) yang memadati Monumen Nasional, Jakarta.

Dengan senyum, Wahyu menawarkan para jamaah untuk melepaskan penatnya. Cukup duduk di tanah beralaskan tikar, para peserta akan mendapatkan servis pijat badan secara maksimal.

Jika ada keluhan, massa tinggal tunjuk bagian mana yang ingin dipijat, maka Wahyu dengan sigap mengarahkan jari tangannya mempraktikkan keahliannya.

“Gratis pak, gak usah bayar,” kata Wahyu.

Satu persatu para peserta aksi langsung duduk bersila. Bahkan ada juga yang tengkurap menadahkan punggungnya agar dieksekusi oleh keahlian Wahyu Pujinanto.

Para massa reuni yang ingin melepas lelahnya, akan dilayani para pemijat dari Persatuan Therapis Indonesia (Pherthi) yang datang dari Magelang, Purworejo, Klaten, dan Yogyakarta.

“Tidak ada yang bisa kita berikan untuk 212, kecuali ini,” ujar Wahyu, Ketua Umum Perthi kepada Ina News Agency, menunjuk para anggotanya yang memijat puluhan peserta pagi itu.

Seorang peserta reuni 212 sempat bertanya kenapa Wahyu dan kawan-kawannya menggratiskan layanan pijatnya. Padahal Wahyu bisa saja menerima ratusan ribu sampai jutaan rupiah jika meminta bayaran.

Merespons pertanyaan itu, Wahyu hanya menjawab enteng, namun mendalam.

“Biarkan akhirat nanti yang membayar kami. Pahalanya lebih besar,” ujar pria berkopiah putih itu.

Wahyu mengaku datang ke Jakarta pada Sabtu pagi (1/12) bersama 19 orang anggota Perthi.

Mereka tidur di sekitar Monas untuk melayani peserta aksi reuni 212 yang memadati kawasan monas sejak Sabtu malam.

“Jumlah anggota kami ada seribu mas. Kami biasa menggelar pelatihan pijat gratis,” katanya kepada media sindikasi JITU ini.

Wahyu lantas mengajak para peserta yang mengalami sakit dan keletihan, untuk tak sungkan mengunjungi lokasi pijatnya.

“Insya Allah. Lillahi Ta’ala,” tutup dia.

Gerakan 212 adalah aksi simpatik yang dilakukan tujuh juta warga Indonesia pada 2 Desember 2016 yang menuntut keadilan atas penistaan terhadap ayat suci Alquran oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama.

Reuni 212 tahun 2018 diharapkan menjadi momentum hari persaudaraan umat Islam, hari persatuan umat Islam, dan hari tegaknya izzah Islam di bumi Indonesia ini.

Reporter: Ali Hasibuan

Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment