6 Manfaat Bersepeda Bagi Anak

6 Manfaat Bersepeda Bagi Anak

Ilustrasi anak bersepeda. Ilustrator: Ana Fantofani
Ilustrasi anak bersepeda. Ilustrator: Ana Fantofani

Suaramuslim.net – Bersepeda itu asyik. Faktanya, di komplek perumahan maupun di kampung, bersepeda menjadi alternatif olahraga bagi anak yang sederhana. Meski demikian, manfaat bersepeda tak sesederhana itu.

Iya sih, sebagian anak ketika belajar naik sepeda ada yang takut. Penuh perjuangan dan lelah menghampiri dirinya serta orang tuanya. Sudah disemangati masih saja takut, meski akhirnya bisa. Ada juga anak yang antusias dan tanpa ragu mengeksplorasi sepedanya.

Apa saja manfaat bersepeda bagi anak?

  1. Merangsang Keseimbangan Tubuh

    Benar sekali! Anak yang pemalu, nempel saja terus sama orang tuanya jika bertemu lingkungan baru, kalau duduk suka mencari sandaran, salah satu penyebabnya bisa jadi karena keseimbangan tubuhnya kurang. Melatihnya menggunakan sepeda bisa sangat membantu.

    Belikanlah sepeda (amannya sepeda dengan 2 roda samping) untuk si kecil ketika usianya 2,5 tahun. Biarkan dia memegang, naik, menuntun, dan melakukan apa saja terhadap sepedanya. Itu sebagai langkah awal dia belajar bersepeda. Rata-rata, anak yang usia segitu sudah dibekali sepeda, usia 5 tahun sudah pandai mengayuh sepeda roda dua.

  2. Mengaktifkan Motorik Anak

    Ketika bersepeda, semua anggota tubuh bergerak. Anak-anak masih sangat perlu distimulus agar otot-ototnya kuat. Dengan bersepeda, memungkinkan hal tersebut sehingga anak pun sehat.

    Selain sehat secara fisik, ketika motorik anak terstimulus dengan baik, hal itu juga sangat penting bagi tumbuh kembangnya yang lain. Menghindarkan penyakit lupa, memudahkan proses belajar selanjutnya.

  3. Memahami Sebab Akibat

    Bagi anak balita, sekitar usia 3 tahun, naik sepeda itu membuat daya nalar dan logikanya juga berkembang dengan baik. Paling tidak anak jadi paham bahwa jika ingin sepeda bergerak maju, maka harus dikayuh. Jika sepeda direm, maka yang terjadi adalah sepeda berhenti.

    Kemampuan anak mengontrol diri kala naik sepeda pun berkembang dengan sendirinya. Kapan harus mengayuh kencang, kapan harus dengan kecepatan lebih lambat. Bagaimana harus mengayuh di jalan belokan dan bagaimana mengayuh di jalan lurus.

  4. Belajar tentang Arah

    “Sampai ujung jalan, belok kiri ya, terus ada pertigaan, lurus aja ke depan.”

    Coba berikan instruksi seperti di atas ketika anak belajar naik sepeda. Hmm, disesuaikan dengan tingkat usia anak ya, tentu saja. Apalagi dalam urusan memahami lebih dari 1 perintah. Instruksi di atas cocok sekali buat anak usia 4-5 tahun. Rata-rata anak usia ini sudah paham soal kanan dan kiri, depan dan belakang.

    Jika anak baru belajar bersepeda, seperti anak usia 2,5 tahun, gunakan saja kata “belok”, “lurus”, dan “mundur” dulu untuk sekali gerakan dia mengayuh sepeda. Lama-lama dia akan menguasai arah dengan terus dilatih dan didampingi. Bahkan anak akan tahu, ketika ingin ke sebuah toko, jalan mana yang paling singkat untuk ditempuh dengan sepeda. Dengan kemampuan mengenali arah ini, anak pun mahir memarkir sepedanya agar tidak menganggu sepeda lainnya.

  5. Kemandirian dan Sosialisasi

    Sering bukan melihat anak bermain sepeda bersama teman lainnya? Nah, momen seperti itu tepat untuk melatih kemandirian dan kemampuan bersosialisasi mereka.

    “Aku boleh pinjam sepedamu sebentar?”
    “Eh, maaf ya, kamu jatuh pas aku bonceng.”
    “Amir, main sepeda yuuuk!”
    “Tunggu euy, jangan kenceng-kenceng naik sepedanya!”, dan sebagainya.

    Anak akan lebih cair bersama teman sebayanya. Anak akan lebih memahami bagaimana membina hubungan pertemanan yang lebih akrab dengan anak lainnya.

  6. Melatih Konsentrasi

    Mau tidak mau, ini akan terjadi. Naik sepeda jika tidak konsentrasi, maka bisa menabrak atau terjatuh. Apalagi jika naiknya dengan kecepatan lebih, maka konsentrasi ini diperlukan. Lihat saja atlet sepeda. Konsentrasi penuh.

    Demikian pula dengan anak-anak. Dia harus hati-hati di jalan demi keselamatan diri dan sepedanya. Maka dia akan berkonsentrasi ketika bersepeda. Bagaimana dengan sigap membelokkan sepeda jika ada batu di depannya, bagaimana mengerem dengan mulus ketika tiba-tiba ada orang menyeberang, dan berbagai situasi lainnya. Semuanya membutuhkan konsentrasi.

Jadi, tak ragu lagi kan memfasilitasi sepeda untuk buah hati kita? Ayo, bersepeda!

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment