BALIKPAPAN (Suaramuslim.net) – Silaturahmi Nasional (Silatnas) Hidayatullah yang dimulai sejak Kamis (22/11) lalu di Pondok Pesantren Hidayatullah Induk, Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, telah berakhir pada Ahad (25/11) sore.
Ketua Stering Commitee (SC) Kepanitiaan, Tasyrif Amin, menyebut seluruh rangkaian acara yang menghadirkan ribuan peserta yang merupakan dai di sejumlah provinsi, telah berjalan sesuai dengan agenda perencanaan.
“Alhamdulillah, bapak Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla, hadir membuka acara. Ustaz Bachtiar Nasir, Profesor Din Syamsuddin, tokoh dari Turki, Qatar dan Rohingya, semuanya datang,” ujarnya di depan jamaah usai shalat Zuhur di Masjid Agung Ar Riyadh Hidayatullah.
Pada sesi penutupan, jajaran pimpinan ormas Hidayatullah, yakni Ustaz Abu Ala, Ustaz Abdul Mannan, serta KH Abdurrahman Muhammad, secara bergantian naik ke atas mimbar menyampaikan tausiyah dan pesan bernilai untuk penguatan dakwah kepada para dai Hidayatullah.
Kyai Abdurrahman mengatakan, penguatan dakwah itulah yang menjadi kenang-kenangan sekaligus bekal kepada para dai Hidayatullah untuk dibawa kembali ke tempat mereka berdakwah agar lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun Ketua Umum Hidayatullah, Ustaz Nashirul Haq, tampil membacakan Piagam Gunung Tembak, sebuah komitmen ketaatan yang dicetuskan pada Silatnas Hidayatullah lima tahun lalu, serta Gerakan Nawafil Hidayatullah, yang merupakan komitmen ketaatan pada Silatnas tahun ini.
Poin-poin Gerakan Nawafil Hidayatullah yang dibacakan Ustaz Nashirul itu diikrarkan oleh ribuan kader laki-laki dan perempuan yang memadati lantai 1 dan 2 masjid Agung Ar Riyadh Hidayatullah. Mereka semua berdiri dan mengikuti apa yang diucapkan oleh Ustaz Nashirul.
Di antara poin Gerakan Nawafil Hidayatullah itu, yakni setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid, membaca kita suci Alquran setiap hari sebanyak satu juz, rutin mendirikan shalat malam dan membaca wirid pagi dan petang.
“Mari kita membangun komitmen untuk bersama-sama mewujudkan komitmen itu,” tutur Ustaz Nashirul.
Alumnus Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, itu menyebutkan bahwa pelaksanaan atau realisasi dari semua poin yang menjadi komitmen seluruh kader Hidayatullah itu sebenarnya mudah, namun yang berat adalah konsistensi atau istiqamahnya.
Sehingga, ia pun meminta kepada jamaah Hidayatullah untuk membiasakan dan menyiasatinya.
“Misalnya dalam membaca Alquran satu juz satu hari, bisa mempergunakan kesempatan sebelum dan sesudah shalat fardhu hingga mampu menyelesaikan satu juz sehari,” tandasnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir