JAYAPURA (Suaramuslim.net) – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, meninggalnya dokter Soeko Marsetiyo bisa memengaruhi pelayanan kesehatan di daerah pedalaman. Dokter Soeko meninggal dunia setelah ditemukan dalam keadaan terluka saat demonstrasi anarkis di Wamena.
“Kita saat ini kekurangan tenaga dokter, dan dengan adanya beliau tidak ada begini, maka kita tidak tahu berapa orang yang harus dilayani tetapi tidak dilayani karena beliau tidak ada,” kata Donald di Jayapura, Kamis (26/9) malam.
Ia mengatakan, kepergian dokter dari daerah pedalaman akan sangat merugikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di tengah sarana dan prasarana yang terbatas.
“Kalau seperti ini siapa yang nantinya datangkan dokter, tolong dihindari hal seperti begini, karena semua dokter akan takut bertugas di pedalaman Papua,” katanya.
Ia mengatakan IDI Papua akan berupaya melindungi para dokter yang bertugas di wilayah kerjanya dan meminta Dinas Kesehatan melindungi dokter-dokter yang bertugas di pedalaman. Keberadaan mereka tidak bisa dinilai dengan uang.
Donald menegaskan bahwa semestinya petugas Palang Merah Indonesia (PMI), dokter, dan tenaga kesehatan tidak boleh disakiti. Ia berharap kejadian sebagaimana yang menimpa dokter Soeko tak terjadi lagi.
“Sebenarnya dokter Soeko Marsetiyo dokter langka, beliau itu senior tetapi masih ada di daerah,” katanya.
Ia menuturkan, dokter Soeko (53) sudah lama bertugas di Karubaga, Tolikara. Pada Senin (23/9), dokter Soeko hendak pulang dari Wamena ke Tolikara. Namun di tengah jalan dicegat oleh massa demonstran lalu dianiaya. Dokter Soeko sempat dibawa ke RSUD Wamena namun nyawanya tidak tertolong.
Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh demonstran.
Di antara korban yang meninggal dunia, ada warga yang tidak sempat menyelamatkan diri saat rumah atau toko mereka dibakar demonstran. Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan puluhan warga terluka dan meninggal dunia serta ribuan orang mengungsi.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir