BLORA (Suaramuslim.net) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkan berbagai armada kemanusiaan untuk mengantarkan bantuan pangan pokok sebagai penyambung hidup kepada saudara sebangsa yang sangat membutuhkan. Dalam pendistribusiannya, bantuan pangan kerap kali dipasok dari Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global Wakaf-ACT.
Sebagai ikhtiar menguatkan ketahanan pangan di Indonesia, Global Wakaf meluncurkan Lumbung Beras Wakaf (LBW) pada Rabu (4/12).
LBW hadir sebagai program pengadaan beras untuk kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan, misalnya saja pada kondisi bencana maupun untuk warga prasejahtera. Program ini memiliki gudang logistik dan peralatan produksi beras untuk mengolah beras-beras berkualitas petani di Blora.
Aktivitas LBW pun memberdayakan petani-petani lokal. Kehadiran LBW sendiri merupakan hasil pengelolaan aset wakaf produktif yang diamanahkan kepada Global Wakaf sebagai nazir.
Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT mengungkapkan, Lumbung Beras Wakaf hadir menjawab permasalahan umat, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan. Kemiskinan menjadi masalah utama negeri ini, ditambah kondisi ekonomi negeri yang belum membaik, menjadikan sebagian masyarakat sulit dalam menopang kebutuhan hidup sehari-hari terutama terkait kebutuhan pangan.
“Lumbung Beras Wakaf menjadi salah satu program unggulan lembaga untuk menggerakkan kepedulian umat dalam mengatasi masalah pangan dari sisi hulu, didukung dengan kehadiran armada Humanity Rice Truck dan Humanity Food Truck untuk di sisi hilirnya. Kami ingin terus mengedukasi masyarakat terkait sistem pengelolaan wakaf produktif bagi para petani guna meningkatkan perekonomian,” ungkap Ahyudin.
Saat ini, program telah dikelola oleh mayoritas para petani kecil yang ada di Desa Jipang. Hal ini karena mayoritas dari 2.200 penduduk merupakan buruh tani dengan kondisi jika waktu panen selesai, mereka tidak memiliki pekerjaan lain.
“Melalui program ini, para petani Desa Jipang tidak perlu lagi menjual gabah hasil panen ke tengkulak. Harga gabah pun ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara pengurus LPW dengan petani,” ujar Ahyuddin.
Direktur Program ACT Wahyu Novyan juga menambahkan, keberadaan Lumbung Pangan Wakaf sebagai induk program dari LBW berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan melakukan beberapa tahapan.
“Ada beberapa tahapan yang kami lakukan. Pertama, penyediaan lahan pertanian. Wakaf pangan mencoba menjaga lahan agar tidak dialihfungsikan ke hal lain dengan jaminan status wakaf lahan. Kedua, kami melakukan pembelian hasil panen di atas harga pasar sehingga lebih menguntungkan petani. Ketiga, kami lakukan pendampingan petani, seperti budidaya pertanian berupa standarisasi benih, pengolahan lahan, penanaman dan perawatan serta pengolahan pascapanen. Keempat, pendirian Lembaga Keswadayaan Wakaf Desa (LKWD). Selain itu, kami juga menyediakan pabrik pengolahan padi berupa huller dan drying,” jelasnya.
Menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang menunjukkan dalam enam tahun terakhir (2013-2018) luas baku sawah secara nasional menyusut cukup signifikan, 8,32% atau sekitar 645 ribu hektar. Sedangkan luas area cetak sawah baru pada 2014-2018 hanya sekitar 215 ribu hektar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan pada 2018 tinggal 7,1 juta hektar, turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta hektar. Dengan kondisi Indonesia berada di urutan 73 di dunia dengan tingkat kelaparan kategori serius, 10,8 juta penduduk miskin kategori ekstrem, dan 2,02% kenaikan harga bahan pangan di tahun 2019.
Kondisi di atas dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu, demi menjaga ketersediaan pangan dan mencegah alih fungsi lahan, Global Wakaf-ACT telah mempelopori berdirinya Lumbung Pangan Wakaf (LPW) sebagai induk program dari Lumbung Beras Wakaf (LBW).
Prinsip LPW menggunakan wakaf sebagai penggerak dengan menjaga hasil panen dan kesinambungan lahan yang tidak boleh dialihfungsikan untuk kebutuhan lainnya.
Dengan tanah kelola seluas 98 ha di Blora, program Lumbung Beras Wakaf (sub-program LPW) akan mendukung beberapa program pangan seperti Beras untuk Santri (BERISI) untuk memenuhi kebutuhan beras di pesantren-pesantren, Humanity Rice Truck yang akan mendistribusikan beras bagi keluarga prasejahtera, Humanity Food Truck yang siap memberikan makanan siap santap bagi masyarakat prasejahtera, serta untuk menyuplai kebutuhan Ritel Wakaf yang diperjualbelikan kepada publik.
Pada peluncurannya, LBW mendistribusikan 5 ton beras kepada 1.000 warga prasejahtera di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Bantuan beras ini disambut positif oleh warga Desa Jipang yang menerimanya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir