Suaramuslim.net – Pernah merasa perut panas saat puasa? Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, lho. Salah satu yang paling umum adalah penyakit asam lambung dan gastritis. Selain itu, ada juga dispepsia, yaitu gejala sakit perut yang penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.
Yuk kenali beberapa penyebab perut terasa panas dan cara menanganinya berikut.
Apa penyebab perut terasa panas?
Secara umum, perut terasa panas merupakan gejala gangguan pencernaan yang dipicu oleh banyak faktor.
Faktor penyebab yang paling sering terjadi adalah refluks asam lambung atau naiknya asam lambung ke kerongkongan. Refluks juga dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan, sehingga terasa seperti ada yang mengganjal di dada. Refluks juga dapat menyebabkan keluarnya cairan dan isi lambung dari mulut, dan mual muntah.
Faktor lain yang dapat menyebabkan keluhan perut terasa panas termasuk pola makan yaitu sering mengonsumsi coklat, makanan pedas, kafein, dan minuman beralkohol, kebiasaan merokok, memiliki obesitas, dan kehamilan.
Selain itu, beberapa penyakit pada pencernaan berikut ini juga dapat membuat perut jadi terasa panas:
1. Dispepsia
Istilah dispepsia merujuk pada gejala gangguan pencernaan yang penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. Gejalanya selain sensasi panas pada perut, yaitu perut kembung, mual, bersendawa, serta rasa tidak nyaman atau atau nyeri pada perut bagian atas.
Merokok, mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol atau berkafein, atau sedang mengonsumsi obat pereda nyeri non-steroid, seperti ibuprofen dan aspirin adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya dispepsia.
2. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD terjadi ketika cincin otot paling bawah di kerongkongan tidak menutup sempurna setelah makanan masuk ke lambung. Akibatnya, asam lambung, kadang-kadang bersama makanan, naik kembali ke kerongkongan dan menimbulkan perut terasa panas.
Sejumlah faktor bisa mengakibatkan terjadinya GERD, antara lain kehamilan, obesitas, serta merokok. Selain itu, makanan juga dapat memicu GERD, yaitu makanan pedas dan asam, termasuk juga makanan yang berbahan tomat.
3. Gastritis
Gastritis disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori yang menyerang lambung. Bakteri ini dapat merusak lapisan pelindung dinding lambung. Ketika lapisan pelindung ini rusak, maka dinding lambung akan teriritasi oleh asam lambung dan meradang.
Sejumlah kondisi medis, seperti penyakit Crohn atau radang usus, penyakit celiac atau hipersensitif terhadap gluten, stres berlebih, kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga dapat memicu gastritis.
Cara menangani perut terasa panas
Berikut adalah beberapa cara untuk meringankan rasa nyeri atau perut terasa panas.
Gaya hidup sehat
Kamu disarankan untuk menurunkan berat badan jika mengalami kegemukan atau obesitas, berhenti merokok, batasi konsumsi alkohol, dan lakukan olahraga teratur, untuk memperbaiki kesehatan pencernaan.
Pola makan sehat dan bersih
Menghindari makanan pedas, asam, makanan berbahan tomat, bawang, mint, kopi, dan cokelat. Penderita disarankan untuk memakan kudapan yang hambar seperti nasi, jagung, atau biskuit. Makan dalam porsi kecil namun lebih sering juga dapat membantu mengatasi gejala.
Manajemen stres
Hindari hal-hal yang dapat memperberat stres. Untuk membantu kamu lebih rileks, kamu bisa mencoba membiasakan olahraga rutin, dan mengikuti yoga, atau meditasi.
Obat-obatan
Obat seperti antasida dapat menetralkan sifat asam dari cairan lambung. Bila obat ini tidak mempan, dokter akan memberikan obat yang memengaruhi produksi asam lambung, sehingga jumlah asam yang diproduksi berkurang. Dokter juga akan meresepkan antibiotik jika penyebab sakitnya adalah infeksi bakteri.