Suaramuslim.net – Sering buang air kecil merupakan gejala umum yang sering dialami ibu hamil. Selain meningkatnya hormon, kadar cairan tubuh bunda mulai meningkat selama kehamilan.
Ini berarti ginjal bunda harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan cairan ekstra. Jumlah urin yang dilepaskan juga akan meningkat.
Frekuensi buang air kecil saat hamil
Frekuensi buang air kecil saat hamil di tiap trimesternya berbeda-beda. Tentunya akan semakin sering di trimester akhir, karena berat badan bayi semakin bertambah dan turun ke panggul, sehingga menekan kandung kemih. Terutama beberapa pekan sebelum kelahiran.
Penelitian yang diterbitkan International Urogynecology Journal menjelaskan bahwa 4 dari 10 perempuan tidak dapat mengontrol buang air kecil saat hamil.
Selama hamil, janin terus berkembang dan terus menekan ke bawah hingga ke kandung kemih, uretra, dan otot pelvis. Kondisi ini yang memicu masalah kontrol terhadap buang air kecil.
Berikut hal yang perlu bunda ketahui mengenai frekuensi buang air kecil saat hamil di tiap trimesternya, dilansir dari berbagai sumber.
1. Trimester pertama
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester pertama tidak terlalu sering. Bunda masih bisa minum banyak dan buang air kecil beberapa kali saja. Tidak sampai satu jam sekali.
Di tahap ini, buang air kecil di malam hari pun hanya satu atau dua kali, selayaknya kondisi sebelum hamil. Namun, frekuensi buang air kecil saat hamil meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
“Terutama dalam beberapa pekan pertama setelah pembuahan,” kata Sherry A. Ross, MD, seorang ahli kesehatan wanita dan penulis She-ology: Panduan Definitif untuk Kesehatan Intim Wanita.
“Saya berani mengatakan bahwa 99,9 persen wanita hamil baru sering buang air kecil di awal,” lanjutnya.
2. Trimester kedua
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester kedua mulai meningkat. Memasuki trimester 2, ukuran janin semakin besar. Saat rahim mengembang untuk mengakomodasi bayi yang sedang tumbuh, rahim menekan otot kandung kemih, uretra, dan dasar panggul.
”Rahim yang hamil menekan kandung kemih, sehingga kandung kemih tidak dapat mengembang ke tingkat kepenuhan yang sama,” jelas Lauren Cadish, MD, seorang ahli uroginekologi di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California.
Dorongan akan cenderung tenang selama trimester kedua, saat titik rahim mendorong keluar melewati panggul menghilangkan tekanan pada kandung kemih.
”Tapi itu kembali lagi sekitar 30 pekan, ketika kepala bayi mulai menekan kandung kemih,” ucap G. Thomas Ruiz, MD, seorang obgin di Orange Coast Memorial Medical Center di Fountain Valley, California.
3. Trimester ketiga
Frekuensi buang air kecil saat hamil trimester terakhir jadi lebih sering. Air seni yang bocor saat bersin, berolahraga, batuk, atau bahkan tertawa selama kehamilan adalah gejala umum yang terjadi di usia kehamilan delapan bulan. Bunda bisa saja terjaga di malam hari karena kebelet pipis.
Agar bunda bisa beristirahat dengan baik, maka kurangi asupan cairan sebelum tidur. Tetapi pastikan minum cukup di siang hari untuk mempertahankan hidrasi secara keseluruhan.
”Sangat penting untuk tetap terhidrasi selama kehamilan demi kesehatan bayi dan ibu,” kata Ruiz.
4. Setelah persalinan
Keinginan untuk sering buang air kecil tidak akan berkurang setidaknya untuk beberapa hari pertama setelah melahirkan. Bahkan setelah melahirkan, tubuh terus menghilangkan kelebihan cairan yang didapat selama kehamilan.
Namun bunda tidak perlu khawatir, karena setelah buang air kecil seperti biasa, semua sistem kembali ke normal dengan sendirinya.
Frekuensi buang air kecil saat hamil memang sering jadi perbincangan. Namun, hal ini bukanlah masalah kesehatan yang serius. Ingatlah bahwa ketidaknyamanan saluran kencing ini hanyalah masalah kecil yang pasti akan pudar ketika bayi lahir.
Tetaplah terhidrasi selama hamil, karena jika sudah dehidrasi, malah berbahaya untuk kesehatan.
Sumber: Parenting Orami