Abdul Mu’ti: Kalau Ada yang Meragukan Pancasila Muhammadiyah, Harus Belajar Sejarah Lagi

Abdul Mu’ti: Kalau Ada yang Meragukan Pancasila Muhammadiyah, Harus Belajar Sejarah Lagi

Seminar nasional yang dihadiri Yudi Lathif, Ahmad Ishomuddin, Inaya Wulandari Wahid (jaringan Gusdurian), Mohammad Nasih (Rektor Unair), Abdul Mu'ti (Sekretaris PP Muhammadiyah), foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa pihak yang meragukan pancasilanya Muhammadiyah harus belajar lagi tentang sejarah pendirian bangsa.

“Kalau ada yang meragukan Muhammadiyah dalam berpancasila, harusnya belajar lagi sejarah, karena 4 kader Muhammadiyah adalah perumus dasar negara Indonesia,” ujar Abdul Mu’ti saat mengisi seminar di Aula Garuda Mukti kampus C Universitas Airlangga, Rabu (20/11).

“Keempat kader Muhammadiyah tersebut adalah Soekarno, Abdul Kahar Muzakir, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo,” tambahnya.

Di lain sisi, dalam hal pancasila dan Islam, Abdul Mu’ti beranggapan bahwa kedepan masyarakat Indonesia akan semakin religius.

“Profil Indonesia kedepan harus bertakwa dan beriman. Banyak orang sekarang yang jauh dari agama, sebaliknya kali ini banyak yang belajar agama,” tegasnya.

“Makanya titik temu antara pancasila dan Indonesia adalah kehidupan yang religius, taat, dan berpegang teguh pada nilai agama.” Pungkasnya.

Seminar di Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan Nurcholis Majdid Institute tersebut mengambil tema “Pancasila sebagai titik temu bernegara.” Hadir sebagai narasumber yaitu tokoh nasional Yudi Lathif (Nurcholis Madjid Institute), Ahmad Ishomuddin (PBNU), Inaya Wulandari Wahid (jaringan Gusdurian), Mohammad Nasikh (Rektor Unair), Abdul Mu’ti (Sekretaris PP Muhammadiyah).

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment