Adab Menghormati Seorang Murid Terhadap Guru

Adab Menghormati Seorang Murid Terhadap Guru

Seorang Murid Menghormati Guru
Adab Menghormati Seorang Murid Terhadap Gurunya.

Suaramuslim.net – Islam sangat menjujung tinggi tradisi ilmu. Karenanya, Islam juga sangat menghargai keberadaan guru. Bagaimana adab seorang murid terhadap gurunya? Ikuti pembahasannya berikut ini.

Allah berfirman dalam surah al-Nahl ayat 43, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Allah berpesan kepada kita untuk senantiasa bertanya kepada guru atau ulama tentang sesuatu hal yang tidak kita ketahui untuk menghilangkan kebodohan, keraguan, serta mendapat ilmu yang akan menjadi bekal dan dasar untuk melakukan ini dan itu.

Para guru itu sudah mengajarkan bagaimana membaca ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala, mengajarkan bagaimana manusia mendapatkan petunjuk hidup yang membawa kepada kebaikan manusia itu sendiri. Ayat-ayat Allah ta’ala itu akan terwujudkan dalam ilmu.

Sikap menghormati guru merupakan salah satu hal yang harus dilakukan seorang muslim, karena ini merupakan salah satu adab mencari ilmu. Karena keberkahan ilmu terletak dari bagaimana ilmu itu diperoleh. Di dalamnya termasuk bagaimana akhlak saat berhubungan dengan guru.

Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).” (Riwayat Ahmad).

Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi rahimahullah, Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu mengatakan,  “Tawadhu’lah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”

Seperti yang dilansir dari muslim.or.id, para sahabat Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, tidak pernah didapati beradab buruk kepada Nabi. Mereka tidak pernah memotong ucapannya atau mengeraskan suara di hadapannya. Bahkan Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu yang terkenal keras wataknya tidak pernah meninggikan suaranya di depan Rasulullah shallallahualahi wa sallam.

Saat Guru Berbuat Salah

Begitu pula dengan para ulama terdahulu. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata, “Dulu aku membolak-balikkan kertas di depan gurunya (Imam Malik) dengan sangat lembut kerana segan kepadanya dan supaya dia tidak mendengarnya.”

Tak jarang, para ulama dulu melantunkan doa khusus untuk para guru mereka. Mereka berdoa, “Ya Allah tutupilah aib guruku dariku, dan janganlah kau hilangkan keberkahan ilmunya dariku.”

Perlu disadari, bahwa guru bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat kesalahan. Namun kita juga tidak sepantasnya untuk mencari kesalahannya apalagi menggunjingkan didepan khalayak umum.

Jika mendapati kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan seorang guru, sebagai sesama muslim, kita sebaiknya juga mengingatkan, namun tetap dengan akhlak dan cara yang baik, sopan, lembut dan tidak menegurnya di depan umum. Sebagai seorang murid, kesabaran dalam menuntut ilmu sangat diperlukan, untuk menambah berkahnya ilmu yang didapat dari seorang guru.

Imam al-Syafi’i rahimahullah mengatakan dalam syairnya, “Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru, sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.”

Kontributor: Yetty
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment