Ayah: Lelaki Istimewa

Ayah: Lelaki Istimewa

Utang Budi pada Anak
Misbahul Huda (Dok. Pribadi)

Suaramuslim.net – Ayah itu profesi istimewa dan gelar itu hanya pantas disandang oleh lelaki istimewa. Karena tidak setiap lelaki sempat menjadi suami, tidak pula setiap suami sempat menjadi ayah, dan tidak setiap ayah bisa menjadi inspirasi yang membanggakan keluarganya. Pastinya, untuk menjadi ayah istimewa perlu effort yang luar biasa, bukan biasa di luar.

Keluarga sukses haruslah terdiri dari seorang lelaki istimewa dan perempuan istimewa. Lelaki yang piawai menjadi suami sekaligus ayah, serta perempuan yang piawai sebagai istri sekaligus ibu. Keduanya piawai dan berkemampuan dalam melahirkan generasi sukses.

Bagaimana Sosok Lelaki Istimewa Itu?

Rasulullah saw bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya atas mereka.” (HR Muslim).

Dalam Al Quran, Allah juga telah menggariskan tugas setiap lelaki beriman.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6).

Ayah merupakan benteng penjaga bagi putra-putrinya dari perbuatan maksiat dan dosa. Jangan sampai seorang ayah kehilangan kepekaan iman, sehingga membiarkan anggota keluarganya larut dalam gelimang maksiat dan dosa. Atau yang lebih parah ia sendiri yang menjerumuskan istri dan anak-anaknya dalam dosa.

Ada ancaman yang sangat berat terhadap ayah yang tidak peduli terhadap agama dan akhlak putra putrinya. Seperti ayah yang tidak peduli akan pakaian anak-anaknya, membiarkan auratnya terbuka dan menjadi pemandangan umum. Atau seorang ayah yang membiarkan anaknya pergi berdua-duaan dengan lelaki lain yang bukan mahramnya. Lelaki seperti ini disebut dayyus, dan dayyus termasuk terancam orang yang tidak masuk surga. Jika surga tidak menerima, tentu neraka lah tempat kembalinya.

“Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka adalah pecandu khamr, durhaka kepada orang tua dan dayyus, yaitu orang yang tidak cemburu ketika seseorang bermaksiat dengan keluarganya.” (HR Ahmad).

Ancaman terhadap ayah yang menjadi dayyus sejatinya bertujuan agar mereka menjadi lelaki yang piawai dan pemimpin yang baik bagi anggota keluarganya. Hal ini penting untuk menghadapi realitas ayah yang merasa tanggung jawab dan pengasuhan anak sepenuhnya berada di pundak Ibu. Ia sudah merasa cukup memenuhi mereka dengan berbagai fasilitas.

Penghuni neraka lainnya yaitu suami yang durhaka dan zalim kepada istrinya. Istri merupakan amanah yang dititipkan walinya kepada seorang lelaki yang berstatus suami. Wali wanita itu tentu mau melepaskan anak, atau saudaranya karena yakin suaminya dapat menjaga anak dan saudaranya dengan baik.

“Tidaklah seorang hamba dibebankan tanggung jawab untuk kemudian dia abai, melainkan dia tidak mencium aroma surga.” (HR Bukhari)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment