Suaramuslim.net – Alam senantiasa menyuguhkan berlimpah peristiwa di dalam kehidupan ini, peristiwa-peristiwa yang menyimpan banyak makna. Yang dari peristiwa itu, manusia diharapkan mampu merenungkan dan menelaah agar dapat memetik sebuah hikmah untuk membuka cakrawala pikiran dan hatinya, serta memberi inspirasi hidup.
salah satu peristiwa alam yang dengannya kita dapat memetik berlipat hikmah adalah filosofi migrasi ikan salmon dalam kaitannya dengan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Sebagaimana maklumat bersama bahwa salmon adalah satu di antara jenis ikan yang mengalami proses migrasi. Lahir di perairan air tawar, lalu bermigrasi ke lautan. Tak lama setelah itu, kemudian kembali lagi ke air tawar untuk bereproduksi.
Segera setelah ikan salmon menetas dari telur-telur yang diletakkan oleh salmon betina di sungai, mereka kemudian tumbuh dan berburu di tempat ini selama beberapa minggu lamanya. Setelah itu, mereka mulai berenang ke hilir sungai menuju laut luas. Sepanjang perjalanan menuju ke laut, salmon menjumpai begitu banyak rintangan dan tantangan, seperti bendungan dan air yang kotor, mencoba menghindari bahaya ikan-ikan besar yang sedang lapar berburu mangsa, dan lain sebagainya.
Setelah mampu mengatasi masalah itu dan berhasil mencapai laut, salmon pun menghabiskan waktu di sana selama beberapa tahun. Nanti, ketika mereka sudah cukup dewasa untuk bertelur, mereka akan berenang kembali ke air tawar untuk bertelur, kembali ke asal muasalnya untuk meneruskan keturunannya. Kembali ke asal muasal untuk meneruskan keturunan adalah simbol perjuangan salmon betina. Mengapa tidak, mereka memberikan pengorbanan yang begitu luar biasa. Salmon betina rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk datang menyelesaikan proses bertelurnya.
Lalu, setelah itu, sang salmon betina pun mati. Hal ini disebabkan karena sang induk betina telah kelelahan melewati begitu banyak rintangan dan tantangan selama perjalanan pulang dari perairan laut menuju tempat bertelur yang beribu-ribu kilo jauhnya. Bayangkan, sang salmon betina kembali ke asal muasal untuk meneruskan keturunannya meski jiwa dan raganya harus ia relakan. Selain itu, induk betina salmon yang telah mati pun tetap memberikan manfaat pada keturunannya. Jasadnya yang terurai oleh mikroorganisme itu akan menjadi bahan makanan bagi benih ikan salmon yang telah menetas. Sungguh luar biasa pengorbanan dan manfaat dari induk betina untuk kelangsungan hidup keturunan ikan salmon.
Induk jantan pun tak kalah berjasa. Induk jantan akan melindungi telur-telur yang akan menetas dari serangan predator di perairan. Jumlah telur yang begitu banyak memberikan banyak peluang akan jumlah benih ikan salmon yang dapat hidup. Oleh sebab itu, jikalau kita renungi, maka kita akan menemukan sebuah titik bahwa hewan pun yang tanpa diberi akal, mereka memiliki intuisi untuk melindungi dan berkorban untuk keturunannya. Inilah simbol cinta hakiki yang terlukis melalui sebuah pengorbanan. Dan sungguh besar kuasa Sang Khalik atas segala ciptaan-Nya.
Demikian halnya dengan kedua orang tua kita. Kedua orang tua kita adalah simbol “Ikan Salmon” dalam samudera kehidupan kita. Mereka memiliki kasih sayang, cinta, dan pengorbanan yang murni nan utuh terhadap buah hatinya, kepada kita semua. Bagi orang tua, anak adalah rahmat yang sangat berharga yang Allah subhanahu wa ta’ala titipkan kepada mereka sehingga mereka sangat menjaganya dengan penuh kasih cinta.
Sebab itu, berjuanglah, berjuanglah, berjuanglah lebih keras lagi. Jangan berhenti berlari dan menyerah untuk menggapai impianmu bersama mimpi-mimpi kedua orang tuamu. Kalian adalah bibit harapan yang telah lama disemai dan dinantinya. Buatlah bahagia dan bangga kedua orang tuamu selagi masih ada waktu.