Benarkah Prabowo Sandi Menang 60%?

Benarkah Prabowo Sandi Menang 60%?

Benarkah Prabowo Sandi Menang 60%
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan). (Foto: @Sandiuno/Instagram)

Suaramuslim.net – Pilpres 2019, Jakarta tenang. Sepi. Tidak ada preman baju kotak-kotak merusuh. Di setiap TPS hanya ada seorang polisi. Nggak ada tentara dan laskar-laskar penjaga TPS. Semuanya berjalan smooth.

Pukul 11.00, Exit Poll mulai muncul. Semuanya menangkan Prabowo-Sandi.

Siangnya, saya putuskan bergerak ke Kemang Village. “Rabu-Biru” terakhir digelar di sana. Andi dan Nur Liea ikut.

Tiba-tiba, seorang taipan menelepon. Dia bilang, “Elo dikerjain. Saksi-saksi di daerah sudah diguyur. Media dikuasai. Ntar hasil Quick Count dirilis dengan angka 58:42. Paslon 01 menang.”

Saya kira dia bercanda. Pukul 03.00 sore, Litbang Kompas, Indobarometer, SMRC, Indikator, Charta Politika, dan Poltracking rilis Quick Count. Selisih angkanya seputar 10%. Si taipan benar.

Jangan lupa, semua pabrik polling itu pernah diundang makan siang di istana. Sejak itu, mereka lebih banyak berperan sebagai opini maker.

Hanya CSIS yang menghasilkan angka 64.5% banding 43% untuk kemenangan paslon Prabowo Sandi.

Shock. Saya banting setir. Gak jadi ke Kemang Village. Putar arah ke Kertanegara 4. Pas, Komandan Don Dasco tiba di lokasi.

Di dalam kediaman Prabowo sudah ngumpul begitu banyak tokoh; Amien Rais, Rahmawati Sukarno Puteri, Jenderal Joko Santoso, Suryo Prabowo, Priyo, Ahmad Muzani, Sandiaga Uno, Mpok Nur, Ustaz Sambo, Said Iqbal, Erwin Aksa, Putra Jaya, Neno Warisman dan lain-lain.

Semuanya bahas soal quick count yang dirilis pabrik-pabrik polling tadi. Media sosial terpukul. Moral cyber fighter, saksi dan relawan TPS goyang. This is a psywar.

Stasiun televisi berulang-ulang umumkan hasil quick count itu. Debat digelar. Jokower eforia. Cyber oposisi gundah. Merunduk. Moral nyaris ambruk. Anehnya, mereka tidak bahas hasil survei CSIS.

Selisih angka 10% nggak masuk akal. Paslon 01 dinyatakan menang mutlak di Madura.

Selisih angka ini 2x lipat dari perolehan Jokowi-JK tahun 2014. Artinya Kiai Ma’ruf lebih hebat dari JK dan Sandiaga Uno yang lebih buruk dari Hatta Rajasa. Dukungan Ustaz Abdul Somad, Habib Rizieq Syihab dan semua ulama tidak punya efek apapun. Sambutan luar biasa di 1.500 titik blusukan Sandiaga Uno seolah tidak pernah ada. Milenial lebih gandrung kepada Kiai Ma’ruf daripada Sandiaga Uno.

Prabowo keluar dan menyampaikan orasi pertama. BPN menunggu hasil resmi KPU, real count internal dan abaikan quick count.

Data C1 dari TPS terus dikumpulkan BPN. Masuk informasi hasil-hasil pendataan dari beberapa lembaga. Data TNI menghasilkan angka 62% kemenangan Prabowo-Sandi.

Tapi data ini tidak dibuka ke publik. Karena untuk konsumsi internal. Semua orang yang berada di Kertanegara 4 sudah terima informasi ini sejak sore.

Tengah malamnya, data TNI beredar di grup-grup Whatsapp.

Tim BPN melaporkan telah memiliki data C1 dari sekitar 350 ribuan TPS. Artinya sekitar 40% dari total 809 ribu TPS. Angka Kemenangan Prabowo-Sandi sekitar 62%. Matematisnya, angka kemenangan 62% ini tidak akan berubah banyak saat data C1 dari seluruh TPS telah masuk semuanya.

Berdasarkan data ini, sekitar pukul 8 malam Prabowo keluar dan memberikan pernyataan kemenangan.

Pecah suara isak tangis dan takbir semua relawan yang hadir.

But the war is over yet.

TKN belum mengaku kalah. Semua relawan Pro Perubahan mesti kawal. Hindari provokasi.

Seandainya ada anasir tertentu yang tidak mau kalah, dia bisa memilih cara anarkis. Bakar 1 objek vital negara, serbu Glodok atau jarah pertokoan.

Aksi ini trigger amuk massa. Tak terkendali. Penguasa bisa merilis Darurat Sipil. Pemilu dianulir, DPR-RI dibubarkan.

Tapi harganya tinggi. Belum tentu sukses. Mata internasional sedang fokus memperhatikan Indonesia. Meleset sedikit, Pangkalan Amerika di Darwin bisa bergerak. TNI bersama pilihan rakyat yang 60%, yang memilih dengan ikhlas tanpa operasi money politics dan ditakut-takuti isu khilafah.

Dengan angka margin seperti ini, sebaiknya pihak-pihak tertentu segera loncat pagar dan berdiri di barisan rakyat mayoritas itu.

THE END*

Penulis: Zeng Wei Jian

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment