Bulan Syawal Waktu Tepat untuk Hijrah

Bulan Syawal Waktu Tepat untuk Hijrah

Bulan Syawal Waktu Tepat untuk Hijrah

Suaramuslim.net – Setelah satu bulan dalam masa training spiritual, bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk berhijrah. Hijrah menjadi pribadi yang lebih baik biasanya ditandai dengan perubahan penampilan, dan tentu saja prilaku yang lebih baik. Lantas apa dan bagaimana hijrah itu?

Fenomena berhijrah juga dialami para selebritis. Mereka yang dianggap public figure ini pun membuat tren baru, tren hijrah. Sebut saja Tengku Wisnu, Sahrul Gunawan, Dewi Sandra, Laudya Chintya Bella, Peggy Melati Sukma,  Alyssa Soebandono, dan sejumlah nama lainnya. Dari kalangan pemusik, kita mengenal Reza dan Ihasan yang masing-masing dari mantan drummer dan bassist grup band ternama Noah/ Peterpan. Ada juga Yuke Semeru, mantan gitaris Gong 2000,  atau Sunu, mantan vokalis Matta band, serta sederet nama yang belum tersebut yang telah berhijrah menjadi lebih baik, lebih Islami dan meninggalkan kehidupan glamor mereka.

Sebagian besar mereka mengaku mengalami kekosongan hati meskipun berada di puncak ketenaran. Mereka kemudian justru menemukan ketenangan hati ketika meninggalkan semuanya, dan kembali ke menjalankan syari’at Islam. Karena hijrah, orang-orang berduyun-duyun mengubah penampilan hingga sama sekali berbeda dari sebelumnya. Dikutip dari laman dakwatuna.com, hijrah secara umum mempunyai arti meninggalkan segala macam bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, baik dalam hati, perkataan, hingga perbuatan.

Nabi Muhammad pun Hijrah

Secara khusus hijrah di zaman dulu kala diidentikkan dengan perpindahan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah dalam rangka menyelamatkan iman dan Islam serta membangun peradaban baru di tempat baru.

Tidak mudah hijrah dari Makkah ke Madinah. Tak terbayang bagaimana penderitaan yang harus ditanggung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu. Di siang hari udara sangat panas, sedangkan di malam hari sangatlah gelap dan dingin, mereka berjalan kaki, turun naik gunung yang berbatu, melewati padang pasir yang gersang, dengan perbekalan yang seadanya. Padahal di Makkah mereka bisa hidup nyaman, apabila mau berkompromi dengan orang-orang musyrik. Namun semua itu dilakukan demi tegaknya agama Allah.

Hijrah adalah langkah strategis untuk membangun basis kekuatan yang baru. Tidak hanya kekuatan fisik, melainkan kekuatan psikologis yang menguntungkan dengan jaminan rahmat dan lindungan dari Allah ta’ala.

Hijrah di Zaman Ini

Harus kita pahami bahwa sebenarnya hijrah adalah suatu keharusan. Hijrah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan ikhtiar agar senantiasa mendekat kepada-Nya. Menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya secara kaffah atau menyeluruh. Baik secara penampilan, tingkah laku, perbuatan, utamanya amalan-amalan yang pastinya lebih meningkat dibandingkan dengan ketika belum berhijrah.

Lantas apa saja hal-hal yang bisa kita lakukan untuk memulainya? Berikut cara-cara yang bisa kita lakukan bersama agar mampu mengimplementasikan perjuangan hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kala itu.

Tanamkanlah semangat baru untuk memulai hari yang baru dengan nilai-nilai yang memancarkan keimanan kita dari relung hati yang paling dalam. Keimanan terhadap kebenaran ajaran Islam yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keimanan terhadap nilai-nilai luhur yang diajarkan beliau.

Mengikuti jejak perjuangan dan pengorbanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta beserta para sahabatnya, yang tercermin dari apa yang mereka lakukan. Sungguh terlihat betapa mereka tidak lagi mendahulukan dunia dalam setiap jengkal hidupnya, melainkan justru mengorbankan dunia untuk kepentingan akhirat. Itulah pangkal keberuntungan kehidupan dunia dan akhirat

Membawa semangat hijrah ke segala aspek kehidupan, dalam arti pindah dari masa lalu yang kurang baik, yang penuh kemaksiatan ke hari esok yang penuh dengan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala tidak hanya dalam segi ibadah saja. Termasuk berhijrah dari kebiasaan bertindak dzalim ke kebiasaan bertindak adil dalam bermasyarakat, berbisnis, bahkan bernegara.

Dengan demikian, diharapkan makna hijrah akan selalu hidup dalam diri kita. Hijrah, tentu saja akan mengundang keridhoan Sang Pencipta kepada makhluk yang diciptakan, yang tentu saja akan membawa dampak positif seperti berbagai kemudahan dan keberkahan dalam hidup. (Agl/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment