Cahaya Islam di Tanah Sumba

Cahaya Islam di Tanah Sumba

Kota Waingapu Sumba Timur NTT. Foto: youtube.com

Suaramuslim.net – Sumba, bagian timur dari bumi Nusantara yang akan selalu istimewa. Terbentuk dari bentang alam yang begitu memesona. Juga kerukunan masyarakat dengan beragam latar belakangnya.

Pasar Inpres Matawai

Foto: NTT Word

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Dan katanya bila mengenal lebih jauh suatu daerah maka kunjungilah pasar tradisionalnya. Nah seperti kali ini, berkunjung ke Pasar Inpres Matawai Kota Waingapu.

Biasanya pasar sudah ramai sebelum matahari terbit. Namun, berbeda dengan pasar yang satu ini. Pasar terbesar di Sumba Timur ini baru akan ramai sekitar jam 09.000 atau 10.00 pagi.

Kebutuhan sehari-hari warga Sumba tersedia di sini, termasuk yang satu ini wajib hukumnya. Ya, sirih pinang, paling sering ditemui di pasar Sumba karena orang Sumba memiliki budaya mengonsumsi sirih pinang.

Sirih pinang ini juga menjadi budaya saat penerimaan tamu. Orang Sumba memang tak bisa lepas dari sirih pinang. Bahkan ketika ada tamu berkunjung bukan air minum yang disajikan terlebih dahulu, melainkan sirih pinang ini.

Suasana di Pasar Inpres Matawai ini memang tak terlalu riuh pengunjung. Namun, terkesan lebih rapi dibanding pasar di kota-kota besar yang biasa kita lihat.

Berkeliling naik becak menikmati kota Waingapu

Cuaca cukup cerah, paling enak menikmati kota Waingapu sembari naik becak yang full musik. Tanah seribu kuda yang kecil namun indah. Begitu tenang, tak ada bising suara kendaraan yang lalu lalang, atau sesahutan klakson yang memekakan pendengaran. Ah, menginjakkan kaki di sini rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.

Bukit Wairinding

Foto: indonesiakaya.com

Memandanginya berlama-lama, membuat rasa kagum kepada Sang Pencipta menjadi berlipat ganda.

Menghirup udara yang sejuk juga segar serta hamparan permadani hijau sejauh mata memandang. Maka nikmat Tuhan manalagi yang kau dustakan? Seperti bukit dengan bentang alam yang begitu memesona ini, tak jauh dari pusat kota atau sekitar 30 menit saja dari pusat Waingapu.

Bukit Wairinding ini menjadi ikon dari Sumba Timur. Ya, bahagia itu memang sederhana, bermain dengan adik-adik yang lucu juga ceria penduduk asli Sumba. Menghabiskan hari dengan bermain dan bercerita di antara alam yang indah.

Masjid Agung Al-Jihad Waingapu

Foto: abuuwaislombok.blogspot.com

Sebagai agama minoritas, kehidupan warga muslim di Sumba Timur terbilang sejahtera. Soal toleransi umat beragama tak perlu diragukan lagi. Lima agama hidup berdampingan secara harmonis. Masjid Agung Waingapu buktinya. Berdiri gagah di tanah mayoritas umat Nasrani. Bahkan hadirnya masjid terbesar di pulau Sumba ini didasari oleh swadaya masyarakat sekitar. MasyaAllah indahnya kebersamaan.

“Awal mula agama Islam masuk ke Sumba Timur ini 1842 yang dibawa oleh Habib Abdurrahman bin Abu Bakar Alkadrie. Agama Islam di Sumba ini perkembangannya cukup pesat. Dulu umat muslim difokuskan di masjid ini, tetapi sekarang alhamdulillah setiap kampung sudah memiliki masjid.” Tutur salah satu takmir Masjid Agung Al-Jihad Waingapu.

Rumah Allah ini tak hanya digunakan untuk ibadah saja, ada pula kegiatan lainnya, seperti belajar baca dan tulis Al-Qur’an yang selalu diikuti anak-anak setiap sore hari.

Hadir dengan keterbatasan dan kekurangan, mereka tetap bersemangat mendalami ilmu agama Islam. MasyaAllah.

Demikian perjalanan di Tanah Sumba. Sampai jumpa di artikel perjalanan-perjalanan lainnya ya!

Sumber: youtube.com/halalliving

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment