Cara Sederhana Melatih Kecerdasan Emosional

Cara Sederhana Melatih Kecerdasan Emosional

Ilustrasi beberapa anak sedang belajar dan berkumpul. Ils: rencanamu.id

Suaramuslim.net – Untuk mencapai tingkat kecerdasan emosional yang tinggi, tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Hal ini merupakan sebuah proses yang berlangsung perlahan-lahan. Pada dasarnya, melatih diri untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah sesuatu yang sederhana. 

Apa yang dimaksud kecerdasan emosional?

John D. Mayer dari University of New Hampshire menyampaikan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan memikirkan dan menggunakan emosi untuk meningkatkan kemampuan berpikir.

“Ini termasuk kemampuan untuk merasakan emosi dengan benar, untuk mengakses dan mengelola emosi, untuk membantu pikiran, untuk memahami emosi dan pengetahuan tentang emosi, dan untuk merefleksikan emosi sehingga bisa mengatur emosi dan pertumbuhan intelektual,” ungkap Mayer.

Mayer juga mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional berarti terlibat dalam kapasitas untuk merasakan emosi, berasimilasi dengan emosi perasaan, memahami informasi dari emosi-emosi tersebut.

Dalam sebuah artikel berjudul “Emotional Intelligence as a Standard Intelligence” yang ditulisnya bersama David R. Caruso, Peter Salovey, dan Gill Sitarenios, Mayer menuliskan tentang konsep pengukuran kecerdasan emosional yang berkorelasi dengan sebuah hubungan.

Melatih kecerdasan emosional

Ada prinsip-prinsip utama yang perlu dipenuhi untuk melatih kecerdasan emosional. Berikut 5 tips yang bisa kamu lakukan untuk melatih kecerdasan emosional.

1. Kenali emosi yang kamu rasakan

Selalu tanyakan pada dirimu sendiri apa yang sedang kamu rasakan. Baik saat kamu mengalami kejadian tak mengenakkan, mendapat kabar baik, bahkan ketika kamu sedang bosan dan tidak bersemangat.

Jangan menyepelekan proses ini. Mengenal perasaan sendiri bisa membantu kamu memprediksi tindakan apa yang akan kamu lakukan ketika menghadapi situasi tertentu. Kamu pun jadi bisa mengendalikan diri dan mencegah perbuatan-perbuatan yang akan kamu sesali di kemudian hari.

Misalnya ketika kamu baru saja ditegur oleh atasan. Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri apakah yang kamu rasakan secara dominan adalah kecewa pada diri sendiri, marah pada anggota tim yang lain, atau kamu justru tidak merasakan apa pun.

Dari sini, kamu bisa mencari tahu langkah selanjutnya dan memastikan kejadian ini tak terulang lagi.

2. Minta pendapat orang lain

Kadang, kamu butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri sendiri. Tak masalah, kamu bisa mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan mereka terhadap diri kamu.

Misalnya saat kamu kelelahan, apa yang biasanya kamu lakukan atau keluhkan? Bagaimana hal tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar kamu? Ini akan membantu kamu mengenali pola perilakumu sendiri sekaligus memahami perasaan orang-orang yang dekat denganmu.

3. Perhatikan kata-katamu

Kamu juga bisa memulai dengan menjadi komunikator yang baik. Seseorang yang cerdas secara emosional cenderung akan menggunakan kata-kata yang lebih spesifik untuk membantu mengkomunikasikan suatu kekurangan dan langsung mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Ketika kamu memiliki kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu dengan atasan atau orang yang disegani. Terkadang tanpa disengaja kita melakukan kesalahan akibat rasa gugup. Tetapi, hal itu cenderung akan dapat kamu atasi dengan baik.

4. Melatih empati

Selain itu, kamu bisa mulai melatih untuk memiliki rasa empati secara verbal maupun nonverbal kepada orang lain. Hal itu bisa dimulai dengan berfokus pada perasaan orang lain.

Kita tidak akan tahu bagaimana perasaan orang lain sebelum kita berusaha untuk lebih mengerti. Dengan usaha yang dilakukan, kita bisa memahami perasaannya dan hal itu dapat menyadarkanmu bahwa setiap orang memiliki masalahnya masing-masing.

5. Memotivasi diri sendiri

Pengendalian emosi juga berhubungan dengan kebiasaan berpikir positif. Dengan pikiran yang positif, kamu dapat selalu menanamkan pikiran yang positif pula dan tidak mudah merasa pesimis akan suatu hal, atau bahkan merasa putus asa.

Pikiran yang positif mengenai diri sendiri sangat berguna untuk memberi motivasi dan cara membahagiakan diri sendiri ketika kondisi mental sedang menurun. 

6. Menulis jurnal atau buku harian

Supaya kamu lebih cepat menguasai berbagai teknik untuk mengelola emosi, catat segala aktivitas dan perasaanmu dalam sebuah jurnal atau buku harian. Dengan begitu, kamu akan semakin mahir mendeteksi emosi yang kamu rasakan, penyebabnya, dan cara menangani emosi tersebut. Hal ini juga berlaku bagi emosi yang dirasakan orang lain. Dengan menuliskan dinamika ketika berhubungan dengan orang lain, kamu akan melatih diri untuk mencari tahu apa yang orang lain rasakan, penyebabnya, dan cara terbaik menghadapi orang t

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment