Dewan HAM Asean Paparkan Kendala Penyelesaian Konflik Rohingya

Dewan HAM Asean Paparkan Kendala Penyelesaian Konflik Rohingya

Pengungsi Rohingya Menolak Kembali ke Myanmar Tanpa Adanya Jaminan
Pengungsi Rohingya selepas Shalat Berjamaah di Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh (Foto: Suaramuslim.net/Amin Sudarsono)

JAKARTA (suaramuslim.net) – Dewan HAM Asean mengaku kesulitan dalam membantu penyelesaian kasus kekerasan yang terjadi terhadap etnis Rohingya yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar.

Menurut Dewan HAM Asean, kurangnya persatuan sesama negara Asean membuat Myanmar tidak merasa tertekan.

“Kalau di Asean gak konsensus (membuat kesepakatan), masalahnya gak konsensus. Ada delapan negara lain memilih untuk kadang ia kadang tidak (tidak serius),” ujar Dr Dina Wisnu menjawab pertanyaan wartawan di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Menurut Dina Wisnu sikap tidak tegasnya sejumlah negara di Asean terhadap Myanmar karena ketakutan akan mengganggu kerjasama antar dua negara. Padahal menurutnya, justru dengan masih adanya kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya dapat mengganggu kestabilan dan kerjasama sesama negara.

“Asean ini kan mekanismenya kerjasama dan agenda Asean itu banyak mulai dari politik-keamanan, ekonomi, sosial budaya, masalah Myanmar ini bisa menganggu agenda yang lain,” tambahnya.

“Nah ini yang negara lain tidak paham, justru kalau ini gak selesai agenda yang lain akan terbengkalai sebenarnya,” katanya.

Kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar masih terus terjadi. Saat ini masih banyak warga Rohingya yang nekat bertaruh nyawa agar bisa keluar dari Myanmar.

Pada bulan Agustus 2018 jumlah warga Rohingya yang eksodus ke Bangladesh telah mencapai 725.000 jiwa. Setelah meletusnya ‘Operasi Pembersihan’ pada Agustus 2017, rata-rata jumlah Rohingya yang mengungsi setiap bulannya, sebanyak 1.733 jiwa.

Dewan HAM Asean sendiri sangat tidak merekomendasikan kepulangan warga Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar. Karena sampai saat ini negara Myanmar, menurut Dewan HAM Asean belum menjadi tempat yang aman bagi etnis Rohingya.

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment