Di Tengah Pandemi Corona, Pengungsi Rohingya Masih Ditolak Negara Tetangga

Di Tengah Pandemi Corona, Pengungsi Rohingya Masih Ditolak Negara Tetangga

Pengungsi Rohingya Meninggal Setelah Kapal dari Bangladesh Terbalik . Foto: aljazeera.com

LANGKAWI (Suaramuslim.net) – Pihak berwenang di Malaysia telah menolak kapal yang membawa sekitar 200 pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, karena khawatir mereka mungkin terinfeksi virus corona.

Angkatan udara Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis (16/4/) malam bahwa salah satu pesawat pengawasnya telah melihat kapal itu sekitar 130 km dari pulau utara Langkawi pada hari sebelumnya.

Dua kapal angkatan laut mencegat kapal dan mendistribusikan makanan ke Rohingya dengan alasan kemanusiaan sebelum mengawal kapal keluar dari perairan negara itu. Tidak disebutkan di mana kapal itu menuju dan tidak jelas bagaimana kondisi para pengungsi.

“Dengan permukiman yang buruk dan kondisi kehidupan, sangat dikhawatirkan migran tidak berdokumen yang mencoba memasuki Malaysia baik melalui darat atau laut akan membawa (Covid-19) ke negara itu,” kata perwakilan Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Middle East Eye.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa operasi pengawasan maritim akan ditingkatkan.

Amnesty International mengeklaim menerima informasi bahwa sebanyak lima kapal telah ditemukan di pantai Malaysia dan Thailand Selatan dalam beberapa hari terakhir, kapal tersebut diyakini membawa ratusan orang.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, kelompok hak asasi menyerukan Malaysia dan Thailand untuk segera mengirimkan kapal pencarian dan penyelamatan dengan makanan, air dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para pengungsi yang jumlahnya mungkin ratusan di tengah laut.

Hal ini mendesak negara-negara untuk mengizinkan orang-orang turun dengan selamat.

“Baik Thailand dan Malaysia sadar bahwa nyawa orang-orang dalam bahaya. Menolak untuk membantu orang-orang di kapal-kapal ini, membuat nasib mereka lebih buruk,” tambah pernyataan tersebut.

Muslim Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar secara massal sejak tahun 2017, pada awal penindasan tentara negara itu terhadap kelompok minoritas.

Mereka Kelaparan

Dalam perkembangan terpisah, penjaga pantai Bangladesh mengatakan telah menyelamatkan setidaknya 382 pengungsi Rohingya yang kelaparan setelah terapung di lautan selama hampir dua bulan.

Kapal tersebut berusaha mencapai Malaysia tetapi dilaporkan ditolak masuk. Lebih dari 60 orang tewas dalam perjalanan itu.

Seorang yang selamat, Anwar Alam, mengatakan kepada AFP bahwa kapalnya telah memasuki perairan Malaysia beberapa kali tetapi ditolak. Dia menambahkan bahwa kapten kapal telah “tewas” dalam pertengkaran antara penumpang dan awak.

“Setidaknya 60 dari kami meninggal di kapal. Kami mengadakan sholat di atas kapal dan menjatuhkan tubuh mereka di laut,” kata korban selamat lainnya, Anwarul Islam

“Kami hampir tidak punya makanan, air tawar dan obat-obatan,” imbuhnya.

Juru bicara penjaga pantai Bangladesh, Letnan Shah Zia Rahman menggambarkan para pengungsi yang diselamatkan dalam kondisi kurus.

“Mereka kelaparan. Mereka mengambang selama 58 hari dan selama tujuh hari terakhir (kapal) bergerak di perairan teritorial kami,” kata Rahman.

Sementara jubir PBB mengonfirmasi bahwa para pengungsi ditahan karena dianggap memasuki wilayah Bangladesh secara ilegal tetapi kemudian diserahkan kepada UNHCR.

Sumber: Middle East Eye

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment