Din Syamsuddin Peringatkan Pentingnya Persatuan dalam Refleksi Hari Lahir Pancasila

Din Syamsuddin Peringatkan Pentingnya Persatuan dalam Refleksi Hari Lahir Pancasila

Din Syamsuddin Peringatkan Pentingnya Persatuan dalam Refleksi Hari Lahir Pancasila

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Prof. Din Syamsuddin mengisi seminar kebangsaan di Aula Amerta Universitas Airlangga (Unair) bersama dosen Unair Listiono Santoso yang dihadiri langsung oleh Rektor Moh. Nasih pada Sabtu (2/6). Kegiatan yang diadakan Unit Kerohanian Islam tersebut membahas tentang persatuan.

Din menyinggung tentang kemajemukan Indonesia, menurutnya kemajemukan adalah sebuah keniscayaan, darah manusia berasal dari darah yang sama yakni dari Nabi Adam, sehingga sebenarnya kita adalah satu kesatuan.

Dia juga mengutip ayat 32 surah Al-Maidah yang berbunyi “….Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya….”

Senada dengan hal itu, dosen Universitas Airlangga Listiono Santoso mengartikan persatuan sudah tercantum dalam bait-bait Pancasila.

“Sila pertama dan kedua harusnya menjadi moral kita, sila ketiga dan keempat menjadi pondasi politik dan sila kelima untuk mewujudkan keadilan”, ujar Listiono.

Lanjutnya, bapak pendiri bangsa kita banyak yang ulama, agamis dan Islamis, andaikan tidak banyak pasti diisi liberalis dan sekularis.

“Ulama kita selalu mensinergikan antara keislaman dan kebangsaan, jadi persatuan itu sangat mungkin bisa dilaksanakan” tuturnya kepada Suaramuslim.net.

Saat di temui di lain tempat, Muhammad Abdul Rafi selaku ketua panitia acara mengungkapkan, acara ini diharapkan menjadi refleksi bagi keislaman dan keindonesiaan kita, tanggal 2 Juni dipilih untuk menjadi refleksi bagi kelahiran Pancasila.

“Pada Ramadhan ini, dan bulan Mei sebagai bulan perjuangan, semoga menjadi momentum. Harapan kami dengan acara ini, keindonesiaan dan persatuan kita bukan persatuan pasif, tapi persatuan aktif, agar bisa saling melindungi dalam kebaikan sebagai nilai ibadah”, pungkasnya.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment