Mengenal Lebih Dekat Razan Najjar, Syahidah Millenial

Mengenal Lebih Dekat Razan Najjar, Syahidah Millenial

Razzan Najjar (foto via middle east monitor)

Suaramuslim.net – Perawat cantik itu bernama lengkap Razan Ashraf Abdul Qadir Najjar, usianya masih amat muda masuk dalam rentang usia millenial, yakni 21 tahun. Razan adalah anak tertua dari enam bersaudara putri dari Ashraf Abdul Qadir Najjar.

Seperti millenial pada umumnya, Razan juga aktif bermedia sosial dan hobi berswafoto.

 

Razan merupakan relawan medis dari Kementerian Kesehatan Otoritas HAMAS di Gaza. Dengan penampilan yang kekinian, jilbab modis dan celana jeans ditambah dengan setelan jas khas medis berwarna putih, Razan tak pernah ragu maju ke garis depan perbatasan.

“Saya punya keinginan kuat untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin mereka yang ada di garis depan” ungkap Razan pada Quds Network.

Razan adalah satu diantara tenaga medis wanita yang sejak awal membantu dalam aksi kepulangan besar atau Great Return March. Ia berada di garis depan untuk membantu mereka yang terluka sejak pukul 7 pagi hingga 8 malam.

Razan Najjar dan paramedis wanita lainnya yang membantu dalam aksi Great Return March.

“Menjadi paramedis bukan hanya pekerjaan laki-laki, jika para wanita terluka siapa yang akan membantunya?” tegas Razan dilansir dari New York Times.

Hal utama yang mendorong Razan untuk berani maju ke garis depan dan berani mempertaruhkan nyawanya adalah kecintaannya kepada Allah SWT dan Palestina tanah kelahirannya. Razan berasal dari distrik Khuza’a di wilayah Khan Yunis di sebelah selatan jalur Gaza.

“Kami melakukan ini untuk negara yang kami cintai, ini adalah tugas kemanusiaan, saya melakukannya bukan untuk uang tapi hanya karena Allah” ungkapnya.

Razan Najjar saat bertugas di garis depan perbatasan Gaza dan Israel.

Selain itu Razan juga ingin membuktikan kepada masyarakat dan dunia, bahwa seorang wanita bisa juga ikut memberikan kontribusi terbaiknya, bahkan Razan ingin memberikan pembuktian bahwa tanpa senjata, ia juga bisa berkontribusi untuk kemerdekaan Palestina.

“Saya ingin menyampaikan pesan pada dunia, bahwa tanpa senjata kita bisa melakukan apapun” kata Razan.

Dan Jum’at itu adalah hari terakhir bagi Razan untuk menolong mereka yang terluka di garis depan.

100 meter dari perbatasan Gaza, Razan berusaha menolong seorang pemuda yang terluka akibat tabung gas air mata. Setelah pemuda yang terluka itu dievakuasi, Razan tahu penembak zionis sedang menarget dirinya, ia mengangkat tangan agar tak ditembak.

Razan Najjar sempat mengangkat tangan agar tidak ditembak oleh tentara Zionis.

Dan dalam kondisi konflik, menurut hukum humaniter internasional jurnalis  dan paramedik dilarang untuk dijadikan sasaran tembakan, namun tidak bagi Israel. Setelah sebelumnya menembak mati seorang jurnalis, kini tiga tembakan menyasar dan tepat mengenai Razan.

Pemuda yang berada di sekitar Razan langsung berusaha mengevakuasinya, namun sayang nyawanya tak terselematkan saat tiba di rumah sakit.

Ibunda Razan Najjar saat menunjukkan jas paramedik almarhumah putrinya yang telah berlumuran darah.

Razan Najjar, Syahidah Millenial itu kini telah pergi, dan lewat pesannya yang kuat pada dunia, kini ia telah membuktikan bahwa ia telah menjadi simbol dari aksi yang telah berlangsung lebih dari sebulan itu, ia telah membangkitkan semangat rakyat Palestina, bahkan masyarakat dunia, untuk mengambil tanah mereka yang dirampas, untuk memerdekakan Palestina dan Baitul Maqdis.

Ribuan Warga Palestina Antarkan Jenazah Razan al-Najjar
Ribuan Warga Palestina Antarkan Jenazah Razan al-Najjar (Foto: Istimewa)

Dan hal itu terbukti, pada Sabtu (2/4) ribuan orang datang untuk menshalatkan dan turut memakamkannya. Gadis yang semestinya hendak mengumumkan pernikahannya pada akhir ramadhan ini, kini telah menjadi bidadari di surga, syuhada ke 119 sejak aksi kepulangan besar 30 maret 2018.

Penulis: Ahmad Jilul Qur’ani Farid

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment