Disertasi Hubungan Hamas-Iran, Mahasiswa Palestina Raih Gelar Doktor Di Universitas Airlangga

Disertasi Hubungan Hamas-Iran, Mahasiswa Palestina Raih Gelar Doktor Di Universitas Airlangga

Ahmed setelah sidang Disertasi (Foto: Istimewa)

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Mahasiwa asal Gaza, Palestina meraih gelar Doktor di Universitas Airlangga bidang sosial dan ilmu politik (FISIP), Universitas Airlangga Surabaya, dengan disertasi berjudul “Hamas and Iran :A Strategy Alliance Bettwen A State and A Non State Actor”, Senin (16/7).

Mahasiswa bernama lengkap Ahmed Muhammad Omar Al-Madani ini diluluskan penguji dengan predikat sangat memuaskan dan menjadi doktor ke-214.

Ahmed sendiri merupakan salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia, selain dari negara lain seperti Afghanistan, Uzbekistan, Madagskar. Dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S3 nya di Universitas Airlangga.

“Ahmad ini, berdasarkan obrolan dengannya, dia lahir di Qatar, seorang pengungsi Palestina, ketika usia masih belia pindah ke Gaza, palestina, pendidikanya dia tempuh dari pendidikan dasar hingga S-2, S2nya di Al-Azhar University, tetapi bukan di Cairo, beda lagi.” Ungkap Muttaqin, Kaprodi Hubungan Internasional Sekaligus penguji Ahmed saat di hubungi Suaramuslimdotnet (19/7).

Disertasinya beribacara tentang hubungan antar aktor negara dan aktor non-negara, aktor negara diwakili oleh Iran, aktor non-negara diwakili oleh Hamas, dan dalam pola hubungan antar keduanya ini terbangun untuk menghadapi pihak lain, salah satunya Israel.

Posisi yang diambil Hamas sedang berjuang melawan Israel , maka dia membangun aliansi dengan pihak manapun, yang mendukung perjuangan Hamas, dan salah satu yang mendukung ini adalah Iran.

“Hamas tidak mau dibawah kendali garis kebijakannya oleh Iran, bisa dililhat pada konflik yang terjadi di Syiria, dimana kita tahu bahwa markasnya Hamas ada di Damaskus, Damaskus di Syria, Syria dibawah Bashar Al-Asshad, Bashar Al-Ashad sekutunya Iran , dalam konstalansi politik di Damaskus, Hamas yang ada di Damaskus pada waktu itu garis kebijakannya tidak sama dengan Iran, artinya tidak mendukkung , atau abstaind, sehingga menyulitakan Hamas yang ada di Damaskus, jadi markas Hamas yang ada di Damaskus kan ditutup, untuk menunjukkan Hamas tetap berada pada sikap independensinya , tidak mau dikendalikan Iran.” Tambahnya

“Jadi posisi disertasinya amhed, membangun hubungan dengan Iran dalam rangka menghadapi Israel, tetapi Hamas tidak mau kalau dikendalian” Pungkasnya.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Ali Hasibuan

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment