SURABAYA (Suaramuslim.net) – PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur mencapai peningkatan penjualan energi listrik sebesar 3,86% hingga Mei 2019 setara penjualan sebesar 15.161.436 MWH dengan rupiah penjualan sebesar Rp.16.228.267.619.047.
Hal ini tidak lepas dari upaya PLN untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan listrik dan meningkatkan kinerja operasi.
Pada Mei 2019 realisasi pertumbuhan meningkat sebesar 564.087 MWH yang menunjukkan kinerja lebih baik dibanding bulan Mei tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan terbesar didukung oleh Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Surabaya Selatan yang naik sebesar 2,76% dari tahun sebelumnya atau setara dengan peningkatan sebesar 46.298 MWH.
Menanggapi hal tersebut, General Manager PLN UID Jatim, Bob Saril menyampaikan untuk mencapai target pertumbuhan tahun 2019 pihaknya masih mengandalkan konsumsi listrik dari sektor industri, dan rumah tangga.
“Peningkatan penjualan ini banyak ditopang oleh sektor industri meskipun jumlah pelanggan lebih banyak pelanggan rumah tangga,” jelasnya dalam rilis yang diterima Suaramuslim.net, Rabu (26/6).
Ia melanjutkan, terobosan PLN UID Jatim untuk meningkatkan penjualan yakni melalui serangkaian program menarik seperti New Super Power, yang memberikan berbagai program kemudahan layanan listrik di Jawa Timur dan program Sparkling Jawa Timur, yaitu program angsuran untuk permohonan Pasang Baru untuk Rumah Tangga daya 450-1300 VA.
Peningkatan penjualan ini berhasil dicapai PLN UID Jatim melalui beragam upaya seperti sosialisasi program pemasaran PLN melalui media cetak, elektronik maupun media sosial, mengoptimalkan peran RAM (Retail Account Marketing) dan KAM (Key Account Marketing) untuk mengenalkan produk PLN langsung kepada pelanggan, penggiatan kegiatan pemasaran saat Car Free Day di berbagai daerah Jawa Timur, serta keaktifan PLN untuk promosi di berbagai event besar.
“Peningkatan penjualan ini tentunya tak terlepas dari peningkatan keandalan pasokan listrik yang selalu diutamakan serta perbaikan layanan PLN dari waktu ke waktu,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Nashir
