Empat Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah

Empat Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah

Empat Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah
Ilustrasi makanan sehat (Ils: Freepik)

Suaramuslim.net – Hidup sehat merupakan impian banyak orang. Dengan kondisi demikian, segenap aktivitas menjadi lancar, enjoy dan riang. Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, umat Islam –bahkan manusia pada umumnya—bisa belajar pola hidup sehat.

1. Membaca Al Quran

Dengan bacaan Al Quran dan mohon perlindungan kepada Allah. Menurut riwayat Bukhari dan Muslim, ketika beliau mengeluhkan sakit, beliau membaca ayat-ayat perlindungan kemudian meniupkannya pada yang sakit. Ketika penyakitnya kian parah, maka oleh ‘Aisyah yang membacakannya lalu diusapkan pada beliau.

Beberapa riwayat –dalam Bukhari misalnya–  juga menunjukkan ada orang tersengat bisa ular dan lain sebagainya bisa sembuh dengan ruqyah yang berisi bacaan Al Quran dan doa. Ini tidak mengherankan karena Al Quran sendiri adalah obat. Jadi, bacaan Al Quran itu menyehatkan. Tentunya ini tidak menafikkan usaha untuk mendapat kesembuhan melalui dokter dan lain sebagainya.

2. Memohon kesehatan prima

Banyak berdoa kepada Allah agar dikaruniai kesehatan prima. Di antara doa pagi dan sore yang dilantunkan oleh Nabi adalah:

اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” (HR Bukhari)

Kata ‘afiyah’ bermakna kesehatan yang sempurna. Bisa juga disebut sebagai kesehatan prima. Pada hadis itu dianjurkan untuk berdoa agar badan, pendengaran dan pandangan selalu sehat afiat. Tidak mengherankan jika Rasulullah jarang sakit. Karena beliau juga rajin berdoa dengan doa demikian.

3. Mencegah terjangkit penyakit

Mencegah sejak dini agar terhindar dari penyakit. Sebagai contoh, Rasulullah menganjurkan umatnya agar tidak makan kekenyangan. Sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sisanya untuk bernapas (HR Bukhari). Menurut Imam Al Ghazali, orang yang kebanyakan makan akan mudah terserang banyak penyakit dan malas dalam beribadah dan masih banyak efek negatif lainnya. Dengan ajaran preventif ini, orang sedang menjalani pola hidup sehat.

Contoh lain adalah makan dan minum dengan tidak berlebih-lebihan. Dalam Al Quran ada ayat yang memerintahkan agar makan dan minum tapi jangan sampai berlebihan. Karena Allah sendiri tidak suka kepada sesuatu yang berlebihan. Larangan ini tentu adalah bagian dari upaya pencegahan agar tidak terserang penyakit.

Rasulullah juga melakukan olahraga yang menyehatkan. Jalan kaki cepat, memanah, berkuda dan berenang adalah di antara contoh olahraga yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan olahraga secara teratur, maka sejatinya orang sedang menjalani pola hidup sehat dan mencegah diri dari serangan penyakit.

4. Mengonsumsi obat-obatan ala Nabi

Dengan mengonsumsi obat-obatan yang diinformasikan Allah kepada beliau yang kemudian dikenal dengan istilah “thibbun nabawi”. Sebagai contoh seperti hadits berikut:

الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ

“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; berbekam, minum madu dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang umatku berobat dengan kay.” (HR Bukhari). Itu di antara contoh pengobatan ala Nabi.

Dapat disimpulkan bahwa pola hidup sehat ala Nabi adalah dengan membaca Al Quran (zikir dan semacamnya), berdoa secara kontinu pagi dan sore untuk sehat walafiat, melakukan usaha-usaha pencegahan agar tak terserang penyakit, dan mengonsumsi obat-obatan dan suplemen yang ada dalam kedokteran ala Nabi (Thibbun-Nabawi). Meski begitu, ini semua tidak menafikkan usaha pengobatan lain selama tidak menyalahi syariat.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment