Fa Aina Tazhabun, Hendak Ke Mana Kalian Pergi?

Fa Aina Tazhabun, Hendak Ke Mana Kalian Pergi?

Fa Aina Tazhabun, Hendak Ke Mana Kalian Pergi?

Suaramuslim.net – Hendak ke mana kalian akan pergi? Fa aina tazhabun? Adalah sebuah pertanyaan yang datang dari Allah sebagaimana termaktub dalam QS At-Takwir ayat 26;

فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ

“Maka ke manakah kalian akan pergi?” (At Takwir: 26)

Kalau kita lihat siyaqul kalam/konsideran dari kalimat sebelumnya, yang terkait dengam Nabi Muhammad dan Al Quran, maka pertanyaan tersebut ada dua kemungkinan;

  1. Hendak ke mana kalian setelah bersama Sunnah dan Al Quran
  2. Atau hendak ke mana kalian setelah meninggalkan Sunnah dan Al Quran?

    Abu Fida Isma’il atau Ibnu Katsir menukil ucapan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: “Maka ke manakah kalian akan pergi.” Yaitu setelah meninggalkan Kitabullah dan ketaatannya kepada-Nya?

So… Kembali dengan pertanyaan Allah di atas dengan dua kemungkinan tersebut, hendak ke manakah kalian akan pergi?

Maka jawaban bisa dua kemungkinan juga;

  1. Ilal Jannah, bisa ke surga
  2. Ilan Nar, bisa juga ke neraka

Kalau mau ke surga ada jalannya, demikian juga kalau mau ke neraka, ada jalannya.

Adapun jalan ke surga adalah keimanan dan amal salih

Allah berfirman;

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلا (75) جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى (76)

“Dan barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman lagi sungguh-sungguh telah beramal salih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga Adn yang mengalir di bawahnya; mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” ( QS Thaha 75-76)

Dan jalan menuju surga ini jika dikaitkan dengan kualitas amal ada tiga jalur, yaitu jalur sangat lambat, jalur lambat, dan jalur cepat.

Coba perhatikan firman Allah ini;

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32)

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (QS Fathir 32-33).

  • Jalur sangat lambat

Istilah Al Quran adalah jalurnya zalimun li nafsihi, yang menganiaya diri sendiri. Yaitu orang Islam yang suka meninggalkan kewajiban dan sebaliknya banyak berbuat maksiat. Inilah mereka yang perbuatan buruknya lebih banyak daripada amal salihnya. Mereka inilah yang ‘mampir’ dulu ke neraka, sebelum akhirnya masuk juga ke surga. Inilah jalur yang sangat lambat.

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ} قَالَ: “فَأَمَّا الظَّالِمُ لِنَفْسِهِ فَيُحْبَسُ حَتَّى يُصِيبَهُ الْهَمُّ وَالْحُزْنُ، ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ”.

Dari Abu Darda yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah membaca firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS Fathir: 32) Lalu Beliau bersabda: Adapun orang yang menganiaya dirinya sendiri, maka ia ditahan sehingga mengalami kesusahan dan kesedihan, kemudian dimasukkan ke dalam surga. (Dilihat di tafsir Ibnu Katsir, dari Abu Hatim)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment