- Jalur lambat
Inilah jalurnya muqtashidun, yaitu jalur pertengahan. Jalurnya orang yang menunaikan hal-hal yang diwajibkan atas dirinya dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, tetapi adakalanya dia meninggalkan sebagian dari hal-hal yang disunatkan dan mengerjakan sebagian dari hal-hal yang dimakruhkan.
Atau orang ini masuk kategori yang pertengahan yaitu adanya kesamaan antara perbuatan salihnya dengan keburukannya. Inilah yang disebut ashabul a’raf, dan posisi mereka berada di atas A’raf (semacam dinding pemisah yang tinggi antara surga dan neraka).
Mereka ini memang beramal salih, namun terkadang melakukan yang makruh dan tergelincir kepada hal yang haram.
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Nabi Muhammad pernah ditanya tentang orang yang sama kebaikannya dengan keburukannya, Beliau menjawab; Mereka itulah Ashabul A’raf yang belum masuk surga padahal mereka sangat ingin masuk surga.” (Lihat Tafsir Al Munir Dr. Wahbah Az Zuhaili juz 4/580).
- Jalur cepat
Yaitu mereka yang cepat dalam berbuat kebaikan, bahkan berlomba lomba dalam kebaikan.
Dia adalah orang yang mengerjakan semua kewajiban dan hal-hal yang disunatkan, juga meninggalkan semua hal yang diharamkan, yang dimakruhkan, dan sebagian hal yang diperbolehkan.
Inilah jalur cepat, jalur yang hisabnya mudah bahkan tanpa hisab.
Jalan menuju ke neraka adalah dengan kemunafikan dan kekufuran
Allah berfirman;
وَعَدَ اللّٰہُ الۡمُنٰفِقِیۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتِ وَ الۡکُفَّارَ نَارَ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ ہِیَ حَسۡبُہُمۡ ۚ وَ لَعَنَہُمُ اللّٰہُ ۚ وَ لَہُمۡ عَذَابٌ مُّقِیۡمٌ
“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya.
Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS At Taubah: 68).
So… Hendak ke manakah kalian setelah tahu jalan-jalan di atas?
Sudah tentu bagi seorang beriman, jawabannya hanyalah hendak pergi untuk memahami kembali As Sunnah dan Al Quran melalui majelis ilmu dan mengamalkannya secara istiqomah. Agar terhindar dari kemunafikan dan kekufuran sehingga tidak salah jalan.
Itulah di akhir kalimat Allah dalam surat At Takwir, Al Quran disinggung lebih tegas lagi;
{إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ}
“Al Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.” (At-Takwir: 27)
{لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ}
“(yaitu) bagi siapa di antara kalian yang mana menempuh jalan yang lurus.” (At-Takwir: 28).
Yaitu dengan jalan belajar, memahami dan mengamalkannya lewat guru di majelis ilmu.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ،
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan membawanya menempuh suatu jalan menuju ke surga.” (Al Hadis)
Wallahu A’lam.
Disampaikan Ustaz M. Junaidi Sahal dalam program talkshow Motivasi Al Qur’an di radio Suara Muslim Surabaya 93.8 fm. Kamis 14 Februari 2019 pukul 05.30-06.30 WIB.
Sumber inspirasi dari tulisan di medsos yang di tulis oleh Ust Farhat Umar dari Bogor