Ini Fungsi Keluarga yang Harus Diketahui Pasangan Muslim

Ini Fungsi Keluarga yang Harus Diketahui Pasangan Muslim

Ini Fungsi Keluarga yang Harus Diketahui Pasangan Muslim
Ilustrasi Keluarga Muslim. (Ils: Novitasari/Siswi SMK Muhammadiyah 2 Surabaya)

Suaramuslim.net – Pemahaman tentang fungsi keluarga akan menjadi dasar mengelola rumah tangga. Semakin tidak faham anggota keluarga tentang fungsi berkeluarga, semakin tidak jelas arah keluarga itu. Fungsi ini seharusnya diketahui oleh yang sudah berkeluarga.

Kefahaman bahwa keluarga punya peran sangat strategis dalam membangun peradaban harus diketahui pasangan suami-istri. Hal itu akan yang akan melahirkan sinergitas suami-istri untuk mendidik anak-anaknya.  Dilansir dari laman dakwatuna.com, inilah fungsi lembaga keluarga dalam Islam.

Keluarga, Penerus Misi Ummat Islam

Menurut riwayat Abu Zar’ah Arrozi bahwa jumlah kaum muslimin ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat sebanyak 120.000 orang pria dan wanita. Para sahabat sebanyak itu kemudian berguguran dalam berbagai peperangan. Ada yang syahid dalam perang Jamal atau perang Shiffin. Meski demikian, sebagian besar dari para syuhada itu telah meninggalkan keturunan yang berkah sehingga muncullah berpuluh-puluh “singa” yang semuanya serupa dengan sang ayah dalam hal kepahlawanan dan keimanan.

Kaum muslimin yang jujur tersebut telah menyambut pengarahan Nabi-nya, “Nikah-lah kalian, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian dari ummat lainnya, dan janganlah kalian berfaham seperti rahib nashrani.”

Berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan faktor penting yang telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit. Pada waktu itu menjadi pendukung Islam dalam mempertahankan kehidupannya.

Sebagai Pembentuk Generasi Islam

 Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan oleh keluarga. Karena keluargalah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair kondang Hafidz Ibrohim mengatakan, “Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila engaku mendidiknya berarti engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya.“

Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yang penting yaitu menyediakan sarana bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluargalah yang menerapkan sunnah Rasul sejak bangun tidur, sampai akan tidur lagi, sehingga bimbingan keluarga dalam melahirkan generasi Islam yang berkualitas sangat dominan.

“Dalam hal ini, ibu lebih menjalankan peran di sektor domestik, dan ayah lebih menjalankan peran eksternal keluarga” ujar Nuri Fauziah, seorang Psikolog. Menurutnya, sinergi antara ayah-ibu yang baik akan menjalankan fungsi keluarga seutuhnya. Ia mengibaratkan keluarga sebagai sekolah, ibu sebagai gurunya dan ayah sebagai kepala sekolah. Butuh saling melengkapi satu sama lain untuk mencapai output yang sempurna.

Benteng Perlindungan Terhadap Akhlaq

Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari kerusakan dan melidungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi pemuda yang mampu dianjurkan untuk menyambut seruan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Wahai pemuda, siapa di antara kalian berkemampuan maka menikahlah. Karena nikah lebih melindungi mata dan farji (kemaluan), dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah puasa, karena puasa itu baginya adalah penenang.” (HR. AL-Khosah dari Abdullah bin Mas’ud).

Memelihara Status Sosial dan Ekonomi

Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan untuk mewujudkan ikatan dan persatuan. Dengan adanya ikatan keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan anggota masyarakat dan antar bangsa.

Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan  non-Arab, antara kulit hitam dan kulit putih, antara orang timur dan orang barat. Berdasarkan fakta ini menunjukkan bahwa Islam sudah mendahului semua “sistem Demokrasi ” dalam mewujudkan persatuan Ummat manusia.

“Islam adalah agama kebebasan bukan agama perbudakan, ia telah merintis dan mengupayakan terbentuknya persaudaraan Islam sejak Seribu Tiga Ratus Lima Puluh tahun yang lalu, suatu prinsip yang tidak pernah dikenal oleh bangsa Romawi, tidak pernah ditemukan oleh bangsa Eropa dan bahkan Amerika Modern sekalipun,” ujar Bernard Sha, seorang kritikus asal Irlandia.

Menurutnya, untuk menjamin hubungan persudaraan yang akrab antara anak-anak satu agama, maka Islam menganjurkan dilangsungkannya pernikahan dengan orang-orang asing (jauh), karena dengan tujuan ini akan terwujud apa-apa yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan keluarga dekat.

Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari kita simak hadist Rosul, “Nikahilah wanita, karena ia akan mendatangkan harta.” (HR. Abu Dawud, dari Urwah RA).

Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan merupakan sarana untuk mendapatkan keberkahan. Dari segi harta, orang yang sudah berkeluarga jauh lebih terjamin daripada yang belum berkeluarga. (muf/smn)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment