Hati Bisa Sakit, Lapar, Berkarat dan Telanjang

Hati Bisa Sakit, Lapar, Berkarat dan Telanjang

Ilustrasi hati yang kering.

Suaramuslim.net – Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar 22). Hati bisa sakit, lapar, berkarat dan telanjang. Bagaimana menyembuhkannya dan mengembalikan agar kembali sehat?

Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya hati/qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Bagaimana hati kita bisa jauh dari Allah padahal Allah lebih dekat dengan kita daripada kita sendiri. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qoof: 16).

Bagaimana kita bisa melupakan Allah padahal kasih sayangNya meliputi setiap nafas kita. “Dan, rahmatKu meliputi segala sesuatu” (QS. Al A’raf : 156).

Bagaimana kita bisa melalaikan Allah padahal tak ada benda pun yang luput dari pengetahuan Allah. “… Dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)….” (QS. Al An’aam 59).

Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras. Dan jika qalbu sudah keras, mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan. Hati bisa sakit, lapar, berkarat dan telanjang. Bagaimana menyembuhkannya dan mengembalikan agar kembali sehat?

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan, sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman. Demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasihat.

Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya. Hati bisa sakit, lapar, berkarat dan telanjang. Bagaimana menyembuhkannya dan mengembalikan agar kembali sehat?

Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya. Hati bisa sakit, lapar, berkarat dan telanjang. Bagaimana menyembuhkannya dan mengembalikan agar kembali sehat?

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mengekang hawa nafsunya.

Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.

Qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertobat. Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berzikir dan mencari petunjuk. Rasulullah Muhammad saw bersabda, Hati ini berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air. Lalu beliau ditanya, ‘Apa pembersihnya?’ Sabda beliau: banyak mengingat mati dan membaca Al Quran” (HR Al Baihaqi).

Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, cinta kepadaNya, bertawakkal, bertobat dan berkhidmat untukNya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment