Hidup Terarah dan Tidak Jenuh di Tengah Pandemi Covid-19

Hidup Terarah dan Tidak Jenuh di Tengah Pandemi Covid-19

Corona dan keimanan kita
Ilustrasi masker, virus, dan bumi. Foto: Pixabay.com

Suaramuslim.net – Ada aktivis Islam muda yang posting minta arahan dalam aktivitas-aktivitas di saat sekarang ini yang masih jauh dari tahun 2024, tahun politik mendatang. Padahal dia sudah merasa banyak melakukan doa serta ikhtiar amar makruf nahi mungkar. Apa lagi yang harus dilakukan?

Saya sampaikan bahwa doa dan ikhtiar amar makruf nahi mungkar itu sudah benar, tinggal perlu dirinci doa apa saja dan ikhtiar amar makruf nahi mungkar apa saja dalam kondisi seperti sekarang ini. Juga perlu dirinci/dikenali dari sisi mana saja yang disebut kondisi sekarang itu? Supaya respons kita dalam doa dan ikhtiar bernilai tinggi dalam efektivitas dan efisiensinya.

Nah berikut ini prinsip-prinsip pokok untuk bisa hidup tetap terarah, tidak jenuh dalam suasana apa pun, termasuk di era pandemi Covid-19.

1. Dunia saat ini, termasuk Indonesia, memang sedang dilanda pandemi Covid-19, ancaman penyakit baru yang belum ada obat spesifik & vaksinnya. Maka upaya masing-masing kita mengatasinya sebagai individu harus berupaya menjaga kesehatan diri sesuai kaidah kesehatan, sesuai prinsip saintek medis & doa-ritual serta amalan-amalan sesuai tuntunan wahyu, tidak terjebak klenik & bid’ah dholalah mengada-ada tanpa acuan Al-Qur’an & hadis sahih.

2. Kondisi ekonomi kita berubah, misalnya terasa lebih berat beban hidup kita, maka kita juga wajib berupaya mengatasi sesuai pendekatan saintek ekonomi seperti: menguatkan IT, jaringan komunikasi bisnis, hidup hemat belanja sesuai kebutuhan vital, berbagi pada sesama, serta amalan sosial lain & doa sesuai tuntunan wahyu, menjauhi aktivitas bernilai gaib yang tidak ada dasar naqlinya yang sahih.

3. Aktivitas amar makruf nahi mungkar perlu berbasis bacaan kondisi nyata obyektif. Di saat umat Islam di negeri yang sedang menghadapi tantangan hidup kian berat, sering direndahkan kehormatan agamanya, tertekan dakwah ulama-ustaznya, menguatnya status sosial-politik lawan-lawannya, maka terhadap kondisi seperti ini juga harus ada upaya mengatasi tantangan tersebut, dari akar permasalahannya, tidak asal melakukan amar makruf nahi mungkar bukan?

Sebagai muslim terdidik tentu sudah paham prinsip aksi-reaksi, akar masalah, skala prioritas, program jangka pendek-menengah-panjang dll. Nah di sinilah lalu perlu ada pencermatan sistemik. Apa kausa primanya? Mudah dikenali bahwa rusaknya agama Islam & terpuruknya kondisi umat Islam itu karena umat berislam tidak benar, tidak utuh seperti perintah Al-Qur’an yang 30 juz dan percontohan Nabi saat di Mekah dan Madinah.

Umat Islam sudah mengabaikan perintah Allah yangg terkait tuntunan Islam politik, yakni tuntunan supaya umat berpartai politik (terbuka/tersamar karena ada larangan kekuasaan) mendukung hizbullah, partai pembela Islam, jangan salah mendukung partai sekuler maupun bersikap netral tidak berpihak pada partai apa pun.

Ingatlah bahwa bersikap netral dalam perjuangan Islam dalam berpolitik bisa berkategori munafik yang akan mendapat murka Allah SWT. Sikap salah dalam politik bisa berakibat memilih pemimpin formal asal-asalan, bukan figur berkualitas mukmin cerdas pejuang Islam sesuai perintah Al-Qur’an.

Pemimpin formal yang tidak sesuai kriteria Al-Qur’an itu tatkala memimpin negerinya akan membuang tuntunan Allah SWT terkait mengelola negera. Umat Islam menjadi terpuruk karena dipimpin formal oleh orang lain yang memusuhi Islam secara terbuka/tidak, vulgar/tersamar, antipati/tidak paham isi Islam & misi Islam.

Umat Islam Indonesia saat ini umumnya diajak/dididik ulama dan ustaznya hanya untuk beritual dan amal sosial belaka, mengabaikan betapa vitalnya tuntunan Islam politik dan betapa fatalnya jika umat memilih partai dan pemimpin formal yang salah.

Koreksi terhadap kesalahan fatal ini memerlukan proses panjang, tidak mendadak, dan harus dibenahi sedini mungkin oleh semua aktivis Islam, tidak boleh menunggu tahun politik mana pun, 2024/2029/2034 dll.

Ini harus segera dan serentak masif diproses dan digerakkan untuk penyelamatan umat dan bangsa. Nah, jika umat Islam bergerak beraktifitas amar makruf nahi mungkar dalam Islam politik ini maka hidupnya tidak akan jenuh, kehilangan arah, terasa kosong lalu bosan.

Mari bergerak mendakwahkan dan memenangkan Islam Politik, Islam memimpin dunia plural, supaya hidup kita penuh gairah dan berkah dari Allah SWT. Aamiin.

Surabaya, 1 Juni 2020
Fuad Amsyari, Ph.D
Ketua Umum Syarikat Islam Politik

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment