Hubungan Iman dengan Sunnatullah

Hubungan Iman dengan Sunnatullah

Global Ramadhan

Suaramuslim.net – Sunnatullah terdiri dua kata dari bahasa Arab, sunnah dan Allah. Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah atau ketentuan-ketentuan Allah yang berlaku atas segenap alam (termasuk berlaku pada tatanan kehidupan manusia) yang berjalan secara tetap dan teratur, baik untuk manusia yang dulu maupun yang akan datang. Terdapat 13 ayat dalam Al Quran yang menjelaskan tentang sunnatullah.

Allah SWT berfirman:

لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۚ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ

“Mereka tidak beriman (berpandangan dan bersikap hidup) kepadanya (Al Quran) padahal telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu.” (Q.S. Al-Hijr: 13).

Allah SWT berfirman:

مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيْمَا فَرَضَ اللّٰهُ لَهٗ ۗ سُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًا

“Tidak ada keberatan apa pun pada Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah Allah pada nabi-nabi yang telah terdahulu. Dan ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (Q.S. Al-Ahzab: 38).

Allah SWT berfirman:

سُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا

“Sunnatullah yang (berlaku juga) bagi orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnatullah.” (Q.S. Al-Ahzab: 62).

Allah SWT berfirman:

اسْتِكْبَارًا فِى الْاَرْضِ وَمَكْرَ السَّيّیٴِ ۗ وَلَا يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّـئُ اِلَّا بِاَهْلِهٖ ۗ فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَ ۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحْوِيْلًا

Karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) sunnah (ketentuan) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnatullah itu.” (Q.S. Fatir: 43).

Allah SWT berfirman:

فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ اِيْمَانُهُمْ لَمَّا رَاَوْا بَأْسَنَا ۗ سُنَّتَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ فِيْ عِبَادِهٖ ۚ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكٰفِرُوْنَ

“Maka iman mereka ketika mereka telah melihat azab Kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah sunnatullah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir.” (Q.S. Ghafir: 85).

Berdasarkan ayat-ayat tersebut maka sunnatullah adalah hukum, ketentuan, undang-undang, teori, ajaran (qadha dan qadar) dan atau kebiasaan (cara) Allah dalam menetapkan tata kelola alam semesta, berlaku untuk tata kelola alam fisik maupun tata kelola kehidupan manusia global.

Sunnatullah adalah ketentuan Allah yang berlaku terhadap semua ciptaan-Nya, bersifat tetap tidak berubah sejak dulu sampai sekarang. Umat manusia dituntut meneliti untuk mencari hubungan sebab akibat segala fenomena alam semesta dan hasil temuannya bisa dijadikan sebagai solusi kemaslahatan hidup manusia (QS. Ali Imran: 137).

Hubungan antara iman (pandangan dan sikap hidup menurut ajaran Allah) dengan sunnatullah
  1. Sunnatullah adalah bagian dari orientasi iman setiap mukmin, atau bagian rukun (pokok) keimanan.
  2. Sunnatullah berlaku global tidak berubah sepanjang jaman untuk semua mahluk dan semua umat baik yang beriman “bil haq” maupun yang beriman “bil bathil”.
  3. Seruan penelitian di perguruan tinggi identik dengan Al Quran Surah Ali Imran: 137.

Baca juga referensi lain di Surah Ar Rahman ayat 7, An Nahl ayat 17, dan Al Fath ayat 23.

Penulis: Dr. H. Miftahul Huda*
Editor: Muhammad Nashir

*Pengasuh Kajian Iman Menurut Alquran Surabaya
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment