Suaramuslim.net – Tidak banyak orang yang sadar bahwa ada harta yang luar biasa besar di dekatnya. Harta, yang tidak hanya bisa membuatnya bahagia di dunia, namun juga di akhirat. Harta itu adalah ibu. Bahkan dalam Islam, bakti kepada ibu lebih dari jihad fii sabilillah.
Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Ada seorang laki-laki yang meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad. Maka Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Apakah kedua orangtuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih.’ Beliau bersabda, ‘Maka pada keduanya, hendaklah engkau berjihad (berbakti).'” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadist di atas, sangatlah jelas bahwa berbakti kepada kedua orangtua, salah satunya ibu mempunyai keutamaan yang sangat besar. Pepatah Arab mengatakan bahwa Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Jika madrasah di sebuah negara itu baik, maka akan baik pula peradaban negara tersebut. Tak hanya itu, Islam pun satu-satunya agama yang menyatakan bahwa bakti kepada seorang ibu lebih dari sekadar jihad fii sabilillah. Mengapa demikian? Berikut ulasannya.
Ibu merupakan salah satu sosok yang amat dimuliakan di dalam Islam. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Imam Al-Qurthubi kemudian menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali.
Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu.
Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. Al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah).
Muliakan Ibu, Hindari Murka Allah
Begitu mulianya kedudukan ibu di dalam Islam, menganjurkan setiap anak untuk memberi penghormatan yang besar kepada ibunya. Dalam hal ini, Ustad Selamet Junaidi menegaskan bahwa perintah penghormatan kepada ibu banyak disebutkan dalam ayat suci Al Qur’an.
Pengasuh dialog Keluarga Sakinah Radio Suara Muslim ini menyebutkan surat Lukman ayat 14. Allah berfirman, “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”
Ia kemudian menjelaskan bahwa, di dalam ayat tersebut disebutkan tiga macam kepayahan yang dialami oleh seorang ibu. Mulai dari hamil, melahirkan hingga menyusui. “Maka buatlah beliau selalu bahagia dan murka Allah akan terhindar,” tandasnya.
Senada dengan pernyataan Ustadz Slamet Junaidi, Trainer Muslimah, Kastini S. Kaspan juga menjelaskan bahwa ibu merupakan orang yang doanya paling diijabah oleh Allah subhanahu wa ta’ala. “Bobot bicara ibu itu tiga kali lebih bermakna di banding ayah,” tegasnya.
Bahkan, di dalam Islam, doa ibu menjadi salah satu doa yang paling mustajabah. Ia menambahkan jika hati seorang ibu ridha kepada anaknya, maka Allah pun ridha terhadap anak tersebut dan kebaikan mengalir padanya. “Namun jika ibu murka, dan mengutuk anaknya, maka Allah pun akan murka dan mengijabah apapun doa yang dipanjatkan oleh seorang ibu pada anaknya tersebut,” tutupnya.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir