‘Ihsan’ kepada Orang Tua Terutama Ibu

‘Ihsan’ kepada Orang Tua Terutama Ibu

‘Ihsan’ kepada Orang Tua Terutama Ibu
Ilustrasi (Foto: ruangmuslimah.co)

*Lanjutan dari artikel Mengapa Ibu yang Diutamakan?

Suaramuslim.net –Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata, “Aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu”. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqi di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shahihah (2799).

So… aplikasi ‘ihsan’ kepada orang tua terutama kepada ibu kita adalah dengan melakukan hal sebagai berikut:

  1. Doa Setelah Salat untuk Orang Tua
  2. Buatlah Ibu Senang

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا))

“Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih: HR Abu Dawud (No. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim)

     3. Jangan Membuat Ibu Marah Karena Kenakalan Kita

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَلَدِ

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ (Adabul Mufrod No. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi).

Kandungan hadits di atas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka. Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendoakan kejelekan, maka doa ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ.

“Ada tiga doa yang dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak diragukan tentang doa ini: (1) doa kedua orang tua terhadap anaknya, (2) doa musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad No. 32, 481).

     4. Teruslah Berkhidmat Kepada Ibu

Lirik lagu IBU Iwan Fals patut kita renungi;

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah, penuh nanah.

Seperti udara … Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…ibu…ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecilku dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa
membalas…ibu…ibu..

Dan juga coba renungi ungkapan ini;

من عاش خادما تحت قدم أمه، عاش سيدا على رؤوس قومه

“Seseorang yang hidup sebagai pelayan di bawah kaki ibunya, maka dia akan hidup sebagai tokoh di kepala kaumnya.”

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment